TANDABACA, DAN PENULISAN KATA PADA KORAN MERCUSUAR Riri Ariyanti Ririariyanti730@ Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Tadulako 2. mendeskripsikan kesalahan tanda baca pada koran Mercusuar 3. mendeskripsikan kesalahan penulisan kata pada koran Mercusuar II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN This study aims to 1 describe the form of language errors in terms of the use of punctuation and italics contained in the online news text detik news and news stands, 2 Explain the form of language errors in terms of the use of punctuation and dominant italics appear in online news text seconds news and news stands. This research uses descriptive research with a qualitative approach. The data in this research are sentences containing language errors in punctuation in online news text detik news and news stands. Data collection techniques used are reading and note-taking techniques. reading techniques, namely by reading repeatedly the contents contained in the online news column. Next, note-taking techniques are used to write down problems in reading. The note taking technique used is to write down words or sentences which are forms of spelling mistakes in the language. After being analyzed and described based on the form of errors in the spelling fields which include punctuation and italics, then it is concluded from the improvement of the sentence. The results showed that the analysis of spelling errors in the form of punctuation and italics contained 11 errors from two online news detiknews and tribunnews. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free BAHASTRA Vol. 40 No. 1 Tahun 2020 10 – 19 DOI email bahastra UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN BAHASTRA Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dan huruf miring dalam teks berita online detiknews dan tribunnews Anisa Yuli Rahma Fitriani a, 1*, Laili Etika Rahmawati b, 2 a Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta b Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta 1310160064 *; Sejarah artikel Diterima Revisi Dipublikasikan 28 November 2019 15 April 2020 30 April 2020 Penelitian ini bertujuan untuk 1 Mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa dari segi penggunaan tanda baca dan huruf miring yang terdapat dalam teks berita online detik news dan tribun news, 2 Menjelaskan bentuk perbaikan kesalahan berbahasa dari segi penggunaan tanda baca dan huruf miring yang dominan muncul dalam teks berita online detik news dan tribun news. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata kalimat yang mengandung kesalahan berbahasa pada tanda baca dalam teks berita onlinedetik newsdan tribun news. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik baca dan catat. teknik baca, yakni dengan membaca secara berulang-ulang isi yang terdapat dalam kolom berita online. Selanjutnya, teknik catat yang digunakan untuk menuliskan permasalahan dalam bacaan. Teknik catat yang digunakan yaitu mencatat kata atau kalimat yang merupakan bentuk kesalahan berbahasa bidang ejaan. Setelah dianalisis dan dideskripsikan berdasarkan bentuk kesalahan dalam bidang ejaan yang liputi tanda baca dan huruf miring kemudian disimpulkan dari perbaikan kalimat tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis kesalahan ejaan yang berupa tanda baca dan huruf miring terdapat 11 kesalahan dari dua berita online detiknews dan tribunnews. Kata kunci Kesalahan berbahasa Berita Berita onlineKey word Language errors News Online news This study aims to 1 describe the form of language errors in terms of the use of punctuation and italics contained in the online news text detik news and news stands, 2 Explain the form of language errors in terms of the use of punctuation and dominant italics appear in online news text seconds news and news stands. This research uses descriptive research with a qualitative approach. The data in this research are sentences containing language errors in punctuation in online news text detik news and news stands. Data collection techniques used are reading and note-taking techniques. reading techniques, namely by reading repeatedly the contents contained in the online news column. Next, note-taking techniques are used to write down problems in reading. The note taking technique used is to write down words or sentences which are forms of spelling mistakes in the language. After being analyzed and described based on the form of errors in the spelling fields which include punctuation and italics, then it is concluded from the improvement of the sentence. The results showed that the analysis of spelling errors in the form of punctuation and italics contained 11 errors from two online news detiknews and tribunnews. Copyright © 2018 Universitas Ahmad Dahlan. All Right Reserved Pendahuluan Berita menjadi salah satu peranan penting dalam masyarakat dengan adanya berita kita dapat mengetetahui semua informasi. Berita pada umumya hanya dibuat versi cetaknya. Tetapi, berita saat ini sudah berkembang luas. Seperti berita online yang saat ini mudah diakses menggunakan jaringan internet dan didapatkan dimana pun kita berada. Kehadiran internet saat ini yang menyediakan berbagai ragam informasi dan berita lambat laun mulai mengalahkan kepopuleran koran. Bahkan banyak situs berita di internet menyajikan berita dengan cepat dan tanpa memungut biaya. Berita cetak atau koran mudah sekali di dapatkan dan bentuk koran biasanya dicetak di kertas buram dengan harga ekonomis tidak menguras kantong. Proses penyajian berita dapat dilakukan secara langsung. Masyarakat mudah sekali mendapatkan informasi yang terdapat pada surat Anisa Yuli Rahma Fitriani, dkk Analisis kesalahan penggunaan tanda baca BAHASTRA 11 kabar atau berita online Rahmawati Nur & Didah, 2018. Menurut Alber, 201856 dalam tabloid pentingnya menggunkan kosakata baku yang mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PEUBI. Berita yang ada dalam media massa menjadi suatu cara untuk menciptakan suatu realitas yang diinginkan mengenai peristiwa atau orang yang dilaporkan. Oleh karena itu proses seleksi dan reproduksi, berita surat kabar sebenarnya merupakan laporan peristiwa yang artifisial atau buatan, tetapi tidak dapat diklaim sebagai objektif oleh surat kabar untuk mencapai tujuan-tujuan ideologo dan bisnis dari surat kabar tersebut Sihobing, 2017. Berita berisi mengenai informasi-informasi terbaru yang berada di sekitar kita dan disajikan dengan cara ditulis. Media juga menjadi sarana untuk penyebaran ideologi penguasaan dan sebuah kontrol publik. Media juga menjadi alat untuk membangun budaya yang dominan Suwartini, 2014 . Penulisan dalam berita onlinesama dengan koran. Hanya saja terdapat perbedaan dalam proses pemuatannya, dimana berita online menggunakan atau media cetak merupakan media yang tidak hanya disajikan dalam pemberitaan saja akan tetapi mempunyai dan ideologi tertentu Yosi, 2014 . Tampilan awal ketika dibuka yang terdapat dalam berita online hanya muncul judul berita dan ketika ingin membaca berita tersebut harus mengeklik pada tampilan layar berita. Koran tidak kalah dengan berita online. hanya saja, berita online lebih cepat update atau akses sedangkan koran harus melewati tahapan terlebih dahulu seperti dicetak. Bahasa dalam berita cetak maupun berita online tidak hanya membahas mengenai politik , tetapi juga membahas mengenai semangat nasionalisme Sari Rika Dewi, Fadhilah & Nucifera, 201926 Berita online banyak terbagi menjadi berbagai beberapa yang salah satunya artikel yang dimuat untuk menyampaikan informasi seperti kejahatan, korupsi, bencana alam, pembunuhan dan lain-lain Sutrisna, 2017. Berita yang terdapat dalam detik news dan tribun news sangatlah menarik mulai dari penyajian berita. Penyajian berita tribun news identik dengan gambar-gambar yang besar, berita singkat, dan menarik. Sedangkan detik news dalam mengakses berita lebih mudah, dan bisa diakses kapanpun tampilan menarik dan lebih banyak tulisannya dari pada gambar. Penggunaan media massa seperti berita digunakan sebagai penyampaian sebuah pesan Prihantoro & Fitriani, 2015. Penyajian dalam berita masih banyak terjadi kesalahan dalam penulisan hampir semua berita onlinedan cetak. Seperti berita yang terdapat dalam detik news dan tribun news. Biasanya kesalahan yang terdapat dalam berita online ini kurang teliti dalam penyuntingan sehingga kesalahan mudah terjadi. Kesalahan terdapat pada ejaan. Kesalahan dalam bidang ejaan seperti penggunaan huruf kapital, tanda hubung, tanda titik, tanda koma, kesalahan petik tunggal, tanda kurung, tanda tanda titik dua, tanda seru. Dalam berita tribun news masih banyak kesalahan yang terjadi dalam berita yang disajikan berbeda dengan detik news hanya beberapa tulisan dalam bacaan yang terdapat kesalahan. Dalam penulisan bahasa Indonesia sebaiknnya lebih diperhatikan lagi agar terlihat baik dan benar dalam penulisan. Hal yang harus diperhatikan adalah kaidah kebahasaan dan pemilihan kata yang tepat agar pembaca tidak mengalami kesulitan saat membaca. Penggunaan bahasa yang mengikuti kaidah yang dianggap baku merupakan pemakaian bahasa dengan benar. Dengan pengggunaan bahasa yang baik dan benar akan bermanfaat bagi seluruh masyarakat, pelajar dan khususnya pembaca berita. Penelitian ini menganalisis mengenai analisis kesalahan berbahasa yang terdapat dalam berita online detik news dan tribun news. Analisis kesalahan berbahasa berhubungan erat dengan linguistik. Secara umum linguistik memiliki arti ilmu yang mempelajari sebuah bahasa yang meliputi bidag fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik Rahmawati, Kartikasari, & Sukoco, 2014. Kesalahan meliputi kesalahan dari segi ejaan. Kesalahan ejaan yaitu penggunaan tanda baca dalam tulisan atau berita. Dalam penempatan pada posisi tanda baca salah maka, makna yang terkandung dalam tulisan tersebut berbeda dengan maksud atau tujuannya Arizona & Rusmito, 2016. Menurut Lantuba, Yanis Men, 2017107 Ejaan dalam penulisan sangatlah pengting. Kesalahan ejaan bisa menimbulkan kegagalam pembaca, kegagalan disebabakan ketidakpaham tulisan yang di dilakukan oleh penulis. Ejaan merupakan lambang bunyi ujaran, menempatkan tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda hubung, tanda seru, tanda pisah, tanda tanya dang garis miring dalam sebuah kata Sasongko Dwi Sempu, 201829 Kaitanya mengenai kesalahan berbahasa membedakan antara istilah kesalahan berbahasa erordengan kekeliruan berbahasa mistake. Istilah tersebut penyimpangan yang bersifat sistematis, konsisten, da menggambarkan kemampuan seorang peserta didik pada tahap tertentu. Sedangkan kekeliruan merupakan hal menyimpang yang tidak sistematis, yang berada pada wilayah performasi atau perilaku berbahasa. Akan tetapi, kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa harus dikurangi. Kesalahann berbahasa biasanya terdapat dalam media cetak yaitu Anisa yuli rahma fitriani, dkk Analisis kesalahan penggunaan tanda baca BAHASTRA 12 surat kabar yang berbentuk Markhamah & Sabardila, 2010 Analisis kesalahan berbahasa menurut Usha & Kader 2016 pendekatan linguistik terapan yang digunakan untuk mengidentifikasikan bidang-bidang yang sulit bagi pelajar bahasa kedua. Kesalahan dalam berbahasa terjadi tidak hanya di berita. Hampir keseluruhan berita mengalami kesalahan dalam ejaan ,karena berita merupakan media perantaran untuk menghubungkan berita kepada masyarakat Winata, 2019117. Menurut Ariyanti 201914 Analisis kesalahan berbahasa adalah proses dimana seorang peneliti menemukan bentuk kesalahan berbahasa dengan cara mengumpulkan data keseluruhan mengenai kesalahan dengan menggunakan teori-teori terdahulu yang sudah ada. Analisis kesalahan berbahasa sejalan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain. Yudha 2014 Analisis Keslahan Berbahasa Dalam Karangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri Rembang Kabupaten Pasurun Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian Nisa 2018 meneliti tentang analisis kesalahan berbahasa pada berita dalam media surat kabar sinar Indonesia baru. Penelitian Faisah 2018 meneliti tentang analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam surat menyirat di kantor kelurahan layana indah. Penelitian yang sejalan Ariani 2019 Analisis Kesalahan Ejaan Dalam Karangan Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III 2 Mojorum Kecamatam Gondang Kabupaten Tulungagung Tahun Ajaran 2018/2019. Penelitian dari Santoso dan Sabardila, Atiqa 2018 meneliti analisis kesalahan berbahasa pidato mahasiswa MPB-UMS yang memerankan diri menjadi calon kepala daerah kabupaten blora. Penelitian yang sama Salam Sucipto, Sumardi 2016 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca tanya dan tanda baca titik pada teks dialog siswa. Penelitian sejalan dengan Septina Lisdayanti 2019 Kesalahan Penggunaan Ejaan Pada Informasi Layanan Niaga Di Kota Bengkulu. Penelitian yang sama dari Kurniasari, Nia Andrianti & Isnaini 2018 meneliti tentang analisis kesalahan ejaan pada salah satu judul berita “isu tka digoreng menjelang pilpres” pada surat kabar tribun jabar edisi 25 april 2018. Penelitian dari Fauzi, Bastanul. Rizal, 2019 meneliti tentang analisis kesalahan ejaan dan kalimat dalam skripsi mahasiswa universitas brawijaya sebagai dasar penentuan strategi, tujuan, dan bahan ajar mata kuliah bahasa indonesia di universitas brawijaya. Penelitian dari N, Km, Sartika, Rasna, & Sudiara 2014 analisis kesalahan bahasa indonesia pada esai mahasiswa jurusan pendidikan bahasa dan sastra indonesia sebuah kajian ejaan, diksi, dan struktur. Penelitian yang sejalan Nisa, Khoirun 2017 Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Teks Terjemahan Mahasiswa. Reza Qhadafi 2018 Analisis Kesalahan Penulisan Ejaan yang Disempurnakan dalam Teks Negosiasi Siswa SMA Negeri 3 Palu. Perbedaan dalam penelitian ini pada analisis kesalahan dalam teks berita online detik news dan tribun news yang berfokus pada segi ejaan. Metode Metode penelitian digunakan sebagai alat bantu peneliti dalam memecahkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data dalam berita online detik news dan tribun news. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata, kalimat yang mengandung kesalahan berbahasa pada bidang ejaan. Data dikumpulkan dengan teknik baca dan catat. Analisis data dalam artikel ini untuk menggali permasalahan yang akan dikaji. Seperti kajian kesalahan berbahasa segi ejaan yang meliputi tanda baca dan huruf miring. Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan kajian kesalahan berbahasa bidang ejaan, pada teks berita online detiknews, tribunnews. Hasil dan pembahasan Kesalahan Tanda Baca Dan Huruf Miring Kesalahan berbahasa dalam bidang ejaan meliputi kesalahan penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda koma, penggunaan tanda hubung, penggunaan tanda titik Manaf, 2013. Data 1 Tribunnews Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita “Fakta Baru Anak Bunuh Ayah di Tegal, Kubur Jasad di Septic Tank & Dicor, Pelaku Diduga Gangguan Jiwa”. 1. Kesalahan ejaan pada penggunaan tanda hubung. Kutipan berita “Informasi itu disampaikan Kapolsek Warureja Iptu Nugroho Santoso, yang menyatakan pelaku kerap bolak balik ke rumah sakit untuk pemeriksaan kejiwaan”. Kesalahan Informasi itu disampaikan Kapolsek Warureja Iptu Nugroho Santoso, yang menyatakan pelaku kerap bolak balik ke rumah sakit untuk pemeriksaan kejiwaan. Perbaikan setelah kata kerap seharusnya menggunakan tanda hubung bolak-balik yang berguna untuk menyambung unsur kata ulang. Kalimat yang tepat Informasi itu disampaikan Kapolsek Warureja Iptu Nugroho Santoso, yang Anisa Yuli Rahma Fitriani, dkk Analisis kesalahan penggunaan tanda baca BAHASTRA 13 menyatakan pelaku kerap bolak-balik ke rumah sakit untuk pemeriksaan kejiwaan. 2. Kesalahan ejaan pada penggunaan tanda hubung Kutipan berita "Pelaku itu diduga mengalami gangguan jiwa. Bolak balik ke rumah sakit untuk periksa kejiwaan," kata Nugroho, saat mengamankan jalannya autopsi jenazah Rahadi oleh Tim DVI Polda Jateng, di makam desa setempat, Kamis 31/10/2019. Kesalahan "Pelaku itu diduga mengalami gangguan jiwa. Bolak balik ke rumah sakit untuk periksa kejiwaan," kata Nugroho, saat mengamankan jalannya autopsi jenazah Rahadi oleh Tim DVI Polda Jateng, di makam desa setempat, Kamis 31/10/2019. Perbaikan setelah kata gangguan jiwa. Seharusnya menggunakan tanda hubung bolak-balik yang berguna untuk menyambung unsur kata ulang. 3. Kesalahan ejaan pada penggunaan tanda titik Kutipan berita Senada disampaikan Kepala Desa Kendayakan, Rasiun. Informasi dari tetangga sekitar dan keluarga, kata dia, pelaku pernah berobat sampai tiga kali di RS Mitra Siaga Tegal. Kesalahan Senada disampaikan Kepala Desa Kendayakan, Rasiun. Informasi dari tetangga sekitar dan keluarga, kata dia, pelaku pernah berobat sampai tiga kali di RS Mitra Siaga Tegal. Perbaikan kata keluarga seharusnya menggunakan tanda titik agar lebih memperjelas tempat pemberhentian tanda tersebut, tidak seluruhnya menggunakan tanda koma. 4. Kesalaha ejaan pada penggunaan tanda titik Kutipan berita "Kalau diajak komunikasi nyambung kaya orang normal," kata dia Kesalahan "Kalau diajak komunikasi nyambung kaya orang normal," kata dia Perbaikan kata dia diakhir kalimat seharusnya menggunakan tanda titik agar lebih memperjelas tempat pemberhentian tanda tersebut. 5. Kesalahan ejaan pada penggunaan huruf capital Kutipan berita Senada disampaikan Kepala Desa Kendayakan, Rasiun. Informasi dari tetangga sekitar dan keluarga, kata dia, pelaku pernah berobat sampai tiga kali di RS Mitra Siaga Tegal. Kesalahan Senada disampaikan Kepala Desa Kendayakan, Rasiun. Informasi dari tetangga sekitar dan keluarga, kata dia, pelaku pernah berobat sampai tiga kali di RS Mitra Siaga Tegal. Perbaikan setelah kata kelurga seharusnya kata dia menggunaka huruf kapital. Karena dalam kata keluarga diakhiri dengan tanda titik. 6. Kesalahan ejaan pada penggunaan tanda koma Kutipan berita Namun, jika tidak, petugas akan mengambil tindakan tegas kepada dua orang buronan tersebut. Kesalahan Namun, jika tidak, petugas akan mengambil tindakan tegas kepada dua orang buronan tersebut. Perbaikan kata jika tidak seharusnya tidak menggunakan tanda koma. Data 2 Tribunnews Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita Uang Ibu PNS PUPR yang Tewas Dicor Digunakan Pelaku Foya-foya Karaoke dan Sewa 2 Wanita. 1. Kesalahan ejaan pada penggunaan huruf kapital Kutipan berita Apriyanita, PNS Kementerian PU. dan pengangkutan jenazah pns yang dicor Tribun Sumsel/ Shinta Dwi Anggraini Kesalahan Apriyanita, PNS Kementerian PU. dan pengangkutan jenazah pns yang dicor Tribun Sumsel/ Shinta Dwi Anggraini Perbaikan setelah kata PU. Seharusnya kata dan menggunakan huruf kapital. Karena dalam kata PU diakhiri tanda titik dan kata PNS harus menggunakan huruf kapital karena singakatan gelar. 2. Kesalahan ejaan pada penggunaan tanda koma Kutipan berita Nopi lalu mengajak dua rekanny,a Amir dan Ilyas 26 untuk ikut beraksi. Kesalahan Nopi lalu mengajak dua rekanny,a Amir dan Ilyas 26 untuk ikut beraksi. Perbaikan dalam penulisan kata rekannya seharusnya kata ny,a tidak disisipi tanda koma. Data 3 Tribunnews Ponakan Pembunuh Paman Jalani Rekontruksi, Mengaku Kesal Saat Dimarahi Sewaktu Bermain Game Online. 1. Kesalahan penggunaan tanda titik. Kutipan berita Ali mengatakan, tak ada fakta baru yang ditemukan dalam. adegan rekonstruksi ini. Kesalahan Ali mengatakan, tak ada fakta baru yang ditemukan dalam. adegan rekonstruksi ini. Perbaikan pada kata dalam seharusya tidak diakhiri dengan tanda titik. Karena bukan akhir dari kalimat. Kalimat berbunyi Ali mengatakan, tak ada fakta baru yang ditemukan dalam adegan rekontruksi ini. 2. Kesalahan penggunaan huruf miring. Kutipan berita Terkait motif pelaku, Ali menyebut berdasarkan hasil BAP, AM mengaku kesal lantaran ia dimarahi pelaku sewaktu sedang bermain game online. Kesalahan Terkait motif pelaku, Ali menyebut berdasarkan hasil BAP, AM mengaku kesal lantaran ia dimarahi pelaku sewaktu sedang bermain game online. Anisa yuli rahma fitriani, dkk Analisis kesalahan penggunaan tanda baca BAHASTRA 14 Perbaikan setelah kata bermain seharusnya game online menggunakan huruf miring yang merupakan bahasa asing. Kalimat berbunyi terkait motif pelaku, Ali menyebut berdasarkan hasil BAP, AM mengaku kesal lantaran ia dimarahi pelaku sewaktu sedang bermain game online. Data 4 Tribunnews Awalnya Cuma Curhat Dengan Bos Suami Istri Lalu Selingkuh Dengan Bos Suami & Rencanakan Bunuh Suami. Kutipan berita Teman curhatnya ini bernama BHS 33 ternyata adalah bos suaminya, VT, dikantor. 1. Kesalahan ejaan pada penggunaan tanda koma Kesalahan Teman curhatnya ini berama BHS 33 ternyata adalah bos suaminya, VT, dikantor. Perbaikan terlalu banyak menggunakan tanda koma dalam satu kalimat. Kalimat perbaikannya teman curhatnya ini bernama BHS 33 ternyata adalah bos suaminya VT dikantor. 2. Kesalahan ejaa pada penggunaan tanda koma Kutipan berita YL dan BHS yang menjalin hubungan terlarang, berselingkuh, kemudian merencanakan pembunuhan terhadap VT, suami sah YL. Kesalahan YL dan BHS yang menjalin hubungan terlarang, berselingkuh, kemudian merencanakan pembunuhan terhadap VT, suami sah YL. Perbaikan terlalu banyak menggunakan tanda koma dalam satu kalimat. Kalimat perbaikannya YL dan BHS yang menjalin hubungan terlarang berselingkuh, kemudian merencanakan pembunuhan terhadap VT, suami sah YL. 3. Kesalahan ejaann penggunaan tanda koma Kutipan berita Di dalam mobil itu, ada juga BK, yang berperan sebagai eksekutor. Kesalahan Di dalam mobil itu, ada juga BK, yang berperan sebagai eksekutor. Perbaikan terlalu banyak menggunakan tanda koma dalam satu kalimat. Kalimat perbaikannya. Di dalam mobil itu ada juga BK, yang berperan sebagai eksekutor. Data 5 Tribunnews Duel Dengan Suami Mantan Istri, Yadi Dolar Tewas Mengenaskan Dengan Tangan Terputus 1. Kesalahan penggunaan huruf kapital Kutipan berita Kabar adanya Kejadian perkelahian hingga tangan korban putus dan meninggal dunia ini cepat menyebar. Kesalahan Kabar adanya Kejadian perkelahian hingga tangan korban putus dan meninggal dunia ini cepat menyebar. Perbaikan kata kejadian seharusnya tidak diawali menggunakan huruf kapital karena kata sebelumnya tidak ada tanda titik. Kalimat berbuyi ” Kabar adanya kejadian perkelahian hingga tangan korban putus dan meninggal dunia ini cepat menyebar”. 2. Kesalahan penggunaan tanda koma Kutipan berita Suryadi diketahui mendobrak pintu samping dengan kaki kanannya, namun saat kakiya berhasil mendobrak salah satu pilar pintu, kaki korban langsung disambut sabetan parang dari arah pelaku yanng berinisial Y alias U. Kesalahan Suryadi diketahui mendobrak pintu samping dengan kaki kanannya, namun saat kakiya berhasil mendobrak salah satu pilar pintu, kaki korban langsung disambut sabetan parang dari arah pelaku yanng berinisial Y alias U. Perbaikan Suryadi diketahui mendobrak pintu samping dengan kaki kanannya, namun saat kakiya berhasil mendobrak salah satu pilar pintu kaki korban langsung disambut sabetan parang dari arah pelaku yanng berinisial Y alias U. Setelah kata pitu seharusnya tidak menggunakan tanda koma. 3. Kesalahan penggunaan tanda koma Kutipan berita Diketahui, menurut informasi warga setempat, Suryadi saat itu mendatangi rumah mantan istrinya, bernama Wati di kawasan Jalan Martapura Lama Komplek Antasari Perdana RT 16, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Kesalahan Diketahui, menurut informasi warga setempat, Suryadi saat itu mendatangi rumah mantan istrinya, bernama Wati di kawasan Jalan Martapura Lama Komplek Antasari Perdana RT 16, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Kesalahan terlalu banyak menggunakan tanda koma dalam satu kalimat. Seharusnya, setelah kata istrinya tdak meggunakan tada koma. Kalimat berbuyi “Diketahui, menurut informasi warga setempat, Suryadi saat itu mendatangi rumah mantan istrinya bernama Wati di kawasan Jalan Martapura Lama Komplek Antasari Perdana RT 16, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar”. Data 1 Detiknews Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita “Rektor Tunggu Salinan Putusan untuk Pecat Dosen UNM Pembunuh Zulaiha”. 1. Kesalahan penggunaan tanda titik Kutipan berita “Rektor UNM Prof Husain Syam yang dikonfirmasi detikcom, mengatakan, pihaknya menunggu salinan putusan Pengadilan Negeri PN Sungguminasa, sebelum memberhentikan Wahyu dari statusnya sebagai dosen UNM”. Kesalahan Rektor UNM Prof Husain Syam yang dikonfirmasi detikcom, mengatakan, pihaknya menunggu salinan putusan Pengadilan Negeri PN Sungguminasa, sebelum memberhentikan Wahyu dari statusnya sebagai dosen UNM. Perbaikan setelah kata Prof seharusnya diikuti tanda titik yang merupakan nama gelar. Anisa Yuli Rahma Fitriani, dkk Analisis kesalahan penggunaan tanda baca BAHASTRA 15 Data 2 Detiknews Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita “Setahun Pembunuhan Jamal Khashoggi, Dalang Pembunuhan Masih Bebas”. 1. Kesalahan penggunaan huruf miring. Kutipan berita “Tapi tokoh-tokoh kunci seperti al-Qahtani luput dari penyelidikan karena tidak masuk daftar tersangka. Intelijen Turki mengatakan, al-Qahtani terhubung via Skype dengan tim di konsulat Istanbul, ketika Khashoggi diinterogasi dan akhirnya tubuhnya dipotong-potong”. Kesalahan Tapi tokoh-tokoh kunci seperti al-Qahtani luput dari penyelidikan karena tidak masuk daftar tersangka. Intelijen Turki mengatakan, al-Qahtani terhubung via Skype dengan tim di konsulat Istanbul, ketika Khashoggi diinterogasi dan akhirnya tubuhnya dipotong-potong. Perbaikan setelah kata via seharusnya Skype menggunakan huruf miring yang merupakan bahasa asing. 2. Kesalahan penggunaan huruf miring Kutipan berita “Presiden Joko Widodo memberi sambutan hangat kepada Mohammed bin Salman ketika berkunjung ke Arab Saudi April lalu, karena Putra Mahkota Arab Saudi itu menjanjikan "investasi besar" di Indonesia, Jokowi bahkan membuat vlog bersama Mohammed bin Salman”. Kesalahan Presiden Joko Widodo memberi sambutan hangat kepada Mohammed bin Salman ketika berkunjung ke Arab Saudi April lalu, karena Putra Mahkota Arab Saudi itu menjanjikan "investasi besar" di Indonesia, Jokowi bahkan membuat vlog bersama Mohammed bin Salman. Perbaikan kata vlog menggunakan huruf miring yang merupakan bahasa asing. Data 3 Detiknews 1 Pengusaha dan 5 Pembunuh Bayaran Dibui karena 'Outsourcing' Pembunuhan. 1. Kesalahan penggunaan huruf miring Kutipan berita “Dalam kasus yang tidak biasa ini, lima pembunuh bayaran melakukan 'outsourcing' secara berantai terhadap perintah pembunuhan yang diberikan seorang pengusaha lokal untuk rival bisnisnya”. Kesalahan Dalam kasus yang tidak biasa ini, lima pembunuh bayaran melakukan 'outsourcing' secara berantai terhadap perintah pembunuhan yang diberikan seorang pengusaha lokal untuk rival bisnisnya. Perbaikan setelah kata melakukan seharusnya outsourcing menggunakan huruf miring yang merupakan bahasa asing. 2. Kesalahan penggunaan huruf miring Kutipan berita “Dalam kasus ini, sejumlah pembunuh bayaran melakukan 'outsourcing' yakni dengan meneruskan perintah” Kesalahan Dalam kasus ini, sejumlah pembunuh bayaran melakukan 'outsourcing' yakni dengan meneruskan perintah Perbaikan setelah kata melakukan seharusnya outsourcing menggunakan huruf miring yang merupakan bahasa asing. 3. Kesalahan penggunaan tanda petik tunggal Kutipan berita “Wei sepakat dengan tawaran Ling. Sejumlah foto diambil untuk menunjukkan Wei diikat dan disekap sebelum dibunuh. Ling kemudian melaporkan 'kesuksesannya' menjalankan tugas pembunuhan itu, hingga kabar itu sampai ke Tan yang memerintahkan pembunuhan”. Kesalahan Wei sepakat dengan tawaran Ling. Sejumlah foto diambil untuk menunjukkan Wei diikat dan disekap sebelum dibunuh. Ling kemudian melaporkan 'kesuksesannya' menjalankan tugas pembunuhan itu, hingga kabar itu sampai ke Tan yang memerintahkan pembunuhan. Perbaikan kata kesuksesannya tidak menggunakan tanda petik tunggal karena, tidak ada petikan lainnnya yang mengapit. Kalimat berbunyi Wei diikat dan disekap sebelum dibunuh. Ling kemudian melaporkan kesuksesannya menjalankan tugas pembunuhan itu, hingga kabar itu sampai ke Tan yang memerintahkan pembunuhan. 4. Kesalahan penggunaan huruf miring Kutipan berita “Bahkan para pembunuh di China memahami pentingnya subkontrak dalam pekerjaan mereka,” tulis seorang pengguna Weibo, semacam Twitter di China.”Inilah sifat asli bisnis,” tulis pengguna Weibo lainnya. Kesalahan “Bahkan para pembunuh di China memahami pentingnya subkontrak dalam pekerjaan mereka,” tulis seorang pengguna Weibo, semacam Twitter di China.”Inilah sifat asli bisnis,” tulis pengguna Weibo lainnya. Perbaikan setelah kata semacam seharusya kata Twitter menggunakan huruf miring. Kalimat berbunyi “Bahkan para pembunuh di China memahami pentingnya subkontrak dalam pekerjaan mereka,” tulis seorang pengguna Weibo, semacam Twitter di China.”Inilah sifat asli bisnis,” tulis pengguna Weibo lainnya. Data 3 Detiknews Napi Kasus Pembunuhan Taruna Nusantara Daftar Kuliah Disoal, Ini Kata Kalapas 1. Kesalahan penggunnaan tanda pisah Kutipan berita Pengajuan untuk kursus di luar lingkungan LPKA—yang dulu disebut Lapas Anisa yuli rahma fitriani, dkk Analisis kesalahan penggunaan tanda baca BAHASTRA 16 Anak—disebut Lingga sudah melalui sidang Tim Pengamat Permasyaraktan TPP pada 23 Juli 2019. Kesalahan Pengajuan untuk kursus di luar lingkungan LPKA—yang dulu disebut Lapas Anak—disebut Lingga sudah melalui sidang Tim Pengamat Permasyaraktan TPP pada 23 Juli 201 Perbaikan setelah kata LPKA—dan Anak seharusya tidak meggunakan tanda pisah karena kata tersebut sudah jelas. Kalimat perbaikannya “Pengajuan untuk kursus di luar lingkungan LPK yang dulu disebut Lapas Anak. disebut Lingga sudah melalui sidang Tim Pengamat Permasyaraktan TPP pada 23 Juli 2019”. Data 4 Detiknews Pengakuan Ibu Muda di Bandung yang Membunuh Bayinya, Dapat Bisikan Gaib Belum Siap Mengurus Anak. 1. Kesalahan penggunaan tanda titik koma Kutipan berita “&Irm; Iya, saat ini sudah diamankan dan sedang diperiksa untuk kepentingan penyidik. Ibunya berinisial Fm 28,” ujar Kapolrestabes. Kesalahan “&Irm; Iya, saat ini sudah diamankan dan sedang diperiksa untuk kepentingan penyidik. Ibunya berinisial Fm 28,” ujar Kapolrestabes. Perbaikan setelah kata Irm seharusnya tidak menggunakan tanda titik koma. Kalimat berbunyi &“Iya, saat ini diamankan dan sedang diperiksa untuk kepentingan penyidik. Ibunya berinisial Fm 28,” ujar Kapolrestabes. 2. Kesalahan penggunaan huruf miring Kutipan berita Hanya saja, dugaan awal, sang ibu yang baru melahirkan anak pertamanya itu mengalami baby blues syndrome. Kesalahan Hanya saja, dugaan awal, sang ibu yang baru melahirkan anak pertamanya itu mengalami baby blues syndrome. Perbaikan Baby blues syndrome seharusnya menggunakan huruf miring karena merupakan ungkapan asing. Kalimatnya berbunyi, Hanya saja, dugaan awal, sang ibu yang baru melahirkan anak pertamanya itu mengalami baby blues syndrome. 3. Kesalahan penggunaan tanda titik koma Kutipan berita “Kemudian polisi datang &Irm; menanyakan alamt rumah ibu itu. Kesalahan “Kemudian polisi datang &Irm; menanyakan alamt rumah ibu itu. Perbaikan sesudah kata Irm seharusnya tidak menggunakan tanda titik koma. Kalimatnya berbunyi “Kemudian polisi datang &Irm menanyakan alamt rumah ibu itu”. 4. Kesalahan penggunaan tanda titik koma Kutipan berita Dari & Irm; sejumlah keterangan polisi, kata dia, anaknya yang masih bayi dibunuh menggunakan pisau dapur setelah dimandikan. Kesalahan Dari & Irm; sejumlah keterangan polisi, kata dia, anaknya yang masih bayi dibunuh menggunakan pisau dapur setelah dimandikan. Perbaikan setelah kata Irm; seharusnya tidak menggunakan tanda titik koma karena kalimatnya sudah jelas. Kalimat berbunyi “Dari & Irm sejumlah keterangan polisi, kata dia, anaknya yang masih bayi dibunuh menggunakan pisau dapur setelah dimandikan”. 5. Kesalahan penggunaan huruf titik Kutipan berita Setahu kami memang ada bayi baru lahir. Tinggal di rumah mertua. Cuma kami tidak menyangka bakal setragis itu,” kata Sinta 35, warga sekitar. Kesalahan Setahu kami memang ada bayi baru lahir. Tinggal di rumah mertua. Cuma kami tidak menyangka bakal setragis itu,” kata Sinta 35, warga sekitar. Perbaikan setelah kata mertua tidak menggunakan tanda titik. Kalimat berbunyi “Setahu kami memang ada bayi baru lahir. Tinggal di rumah mertua cuma kami tidak menyangka bakal setragis itu,” kata Sinta 35, warga sekitar”. 6. Kesalahan penggunaan tanda koma Kutipan berita Sang ibu yang berada di rumah, dekat menusukkan pisau dapur ke tubuh bayi berusia tiga bulan itu. Kesalahan Sang ibu yang berada di rumah, dekat menusukkan pisau dapur ke tubuh bayi berusia tiga bulan itu. Perbaikan setelah kata di rumah seharusya tidak menggunakan tanda koma. Kalimat berbunyi “Sang ibu yang berada di rumah dekat menusukkan pisau dapur ke tubuh bayi berusia tiga bulan itu”. Data 5 Detiknews Komnas Perempuan Sebut Istri Pelaku Pembunuhan Suami Perlu Digali Akarnya. 1. Kesalahan penggunaan huruf miring Kutipan berita Riri menjelaskan, Komnas Perempuan selama ini menangani kasus femicida, di mana perempuan menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh pasangannya. Kesalahan Riri menjelaskan, Komnas Perempuan selama ini menangani kasus femicida, di mana perempuan menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh pasangannya. Perbaikan katafemicidamenggunakan huruf miring merupakan bahasa asing. Kalimat berbunyi “Riri menjelaskan, Komnas Perempuan selama ini menangani kasus femicida, di mana perempuan Anisa Yuli Rahma Fitriani, dkk Analisis kesalahan penggunaan tanda baca BAHASTRA 17 menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh pasangannya”. 2. Kesalahan penggunaan huruf miring Kutipan berita Biasanya, kasus femicida terjadi setelah ada tindakan KDRT yang cukup lama. Femicida merupakan puncak dari kekerasan terhadap perempuan,” jelas Riri. Kesalahan Biasanya, kasus femicidaterjadi setelah ada tindakan KDRT yang cukup lama. Femicida merupakan puncak dari kekerasan terhadap perempuan,” jelas Riri. Perbaikan Biasanya, kasus femicida terjadi setelah ada tindakan KDRT yang cukup puncak dari kekerasan terhadap perempuan,” jelas Riri. Kata femicidamenggunakan huruf miring merupakan bahasa asing. 3. Kesalahan penggunaan huruf miring Kutipan berita Istri-istri ini bahkan sampai menyewa assassin alias pembunuh bayaran untuk suami. Kesalahan Istri-istri ini bahkan sampai menyewa assassin alias pembunuh bayaran untuk suami. Perbaikan Istri-istri ini bahkan sampai menyewa assassin alias pembunuh bayaran untuk suami. Kata assassin menggunakan huruf miring merupakan bahasa asing. 4. Kesalahan penggunaan tanda koma Kutipan berita Rupanya Aulia memiliki utang Rp 10 miliar untuk usaha restran. Aulia disebut berutang dengan jaminan dua sertifikat, yakni rumah dan bengkel, milik suaminya. Kesalahan Rupanya Aulia memiliki utang Rp 10 miliar untuk usaha restran. Aulia disebut berutang dengan jaminan dua sertifikat, yakni rumah dan bengkel, milik suaminya. Perbaikan dalam satu kaliamt terlalu bayak menggunakan tanda koma serti kata setelah sertifikat, dan bengkel, kalimat perbaikannya berbunyi “Rupanya Aulia memiliki utang Rp 10 miliar untuk usaha restran. Aulia disebut berutang dengan jaminan dua sertifikat, yakni rumah dan bengkel, milik suaminya”. Kaitannya dengan penelitian terdahulu menurut Yulianto 2016 meneliti “Kesalahan Pemakaian Ejaan dalam Tabloid “Kisah Hikmah”. Hasil dari penelitiannya menunjukkan terdapat kesalahan berupa penggunaan tanda titik, tanda koma dan lainya. Sedangkan penelitian saya fokus pada kesalahan tanda baca dan huruf miring yang terdapat dalam berita online detiknews dan tribunnews. Lasiratan 2019 meneliti ”Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan pada Teks Dialog Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 4 Tolitoli”. Hasil dari penelitiannnya menunjukkan kesalahan ejaan pada teks dialog yang terdiri dari penggunaan huruf kapital, huruf kecil, tanda koma, tanda titik. Sedangkan dalam penelitian saya terdapat juga kesalahan tanda baca yang di sebabkan kurang cermatnya editing dalam menyusun berita. Nurwicaksono Dwi Bayu 2018 meneliti “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Teks Ilmiah Mahasiswa”. Hasil penelitiannya menunjukkan dari 424 temuan kesalahan, kesalahan pemakaian huruf 183 atau 43,16% yang dominasi kesalahan pada pemakai huruf miring, kesalahan pada penulisan kata mencapai 145 atau setara 34,20% dominasi kesalahan pada penulisan kata berimbuhan awalan di- dan kata depan di, kesalahan tanda baca 68. Sedangkan dalam penelitian saya terdapat 11 kesalahan tanda baca yang terdapat dalam berita online. Jalal 2012 meneliti “Problematika Kesalahan Bahasa pada Penulisan Skripsi Mahasiswa Universitas Airlangga”. Hasil penelitiannya menunjukkan kesalahan berupa kesalahan ejaan yang disebabkan yang bersangkutan tidak bisa menerapkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sedangkan dalam penelitian yang saya temukan berupa tanda baca dan huruf miring. Ariana 2012 meneliti “Kesalahan Penggunaan Kajian yang Disempurnakan dalam Karya Ilmiah Dosen Unversitas Bina Darma”. Hasil penelitiannya berupa penggunaan EYD dalam artikel penulisan karya Ilmiah dosen. Kesalahan meliputi huruf miring, huruf kapital, tanda titik, tanda koma. Sedangkan dalam penelitian saya terdapat beberapa kesalahan tanda baca pada berita dua sumber berita online. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa dalam teks berita online detik news dan tribun news, yakni kesalahan dari segi tanda baca dan huruf miring meliputi kesalahan penggunaan tanda hubung, penggunaan tanda titik, penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda koma. Kesalahan dalam berita online ini disebabkan adanya ketidakcermatan penyunting dalam menulis berita dan tidak memahami kaidah kebahasaan dalam bahasa Indonesia. Kesalahan ejaan sering sekali terjadi dalam berita online maupun cetak hal ini disebabkan Anisa yuli rahma fitriani, dkk Analisis kesalahan penggunaan tanda baca BAHASTRA 18 kurang cermat dalam menulis. Kesalahan yang terdapat dalam berita tidak banyak hanya beberapa saja. Bahkan pada berita ada juga yang penulisanya seutuhnya benar. Dengan demikian pentingnya untuk belajar bahasa Indonesia agar kemampuan terasah dengan lebih baik dan tidak ada kesalahan yang terjadi dalam sebuah penulisan. Persantunan Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu terselesaikannya artikel ini. Daftar Pustaka Alber. 2018. Analisis Kesalahan Penggunaan Frasa pada Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas. Madah Jurnal Bahasa Dan Sastra, 91, 55. Ariana, S. 2012. Kesalahan Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Karya Ilmiah Dosen Universitas Bina Darma. Jurnal Ilmiah Bina Edukai, 52, 53–62. Ariani, P. 2019. Analisis Kesalahan Ejaan Dalam Karangan Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III 2 Mojoarum Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal Pena SD, 51, 1–7. Ariyanti, R. 2019. Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan penulisan Kata Pada Koran Mercusuar. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 44, 12–28. Retrieved from Arizona, N., & Rusmito, N. E. 2016. Kesalahan Penggunaan Ejaan Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Unila Dan Implikasinya. Jurnal Kata Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya, 43, 1–10. Faisah, N. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Dalam Surat-Menyurat Di Kantor Kelurahan Layana Indah. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 33, 1–8. Fauzi, Bastanul. Rizal, F. 2019. Analisis Kesalahan Ejaan Dan Kalimat Dalam Skripsi Mahasiswa Universitas Brawijaya Sebagai Dasar Penentuan Strategi, Tujuan, Dan Bahan Ajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia Di Universitas Brawijaya. Bahastra, 41, 36–41. Jalal, M. 2012. Problematika Kesalahan Bahasa pada Penulisan Skripsi Mahasiswa Universitas Airlangga. Jurnal Ilmu Humaniora, 122, 92–104. Kurniasari, Nia Andrianti, V., & Isnaini, H. 2018. Analisis Kesalahan Ejaan Pada Salah Satu Judul Berita “ Isu Tka Digoreng Menjelang Pilpres ” Pada Surat Kabar Tribun Jabar Edisi 25 April 2018. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 14, 527–534. Lantuba, Yanis Men, G. L. & Y. N. 2017. Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan Dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rpp Guru Sekolah Dasar Kecamatan Ulujadi. Bahasantodea, 54, 106–121. Lasiratan, W. 2019. Pada Teks Dialog Siswa Kelas VIIC DI SMP NEGERI 4 Tolitoli. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 43, 35–48. Manaf, N. A. 2013. Kesalahan kalimat dalam teks eksposisi siswa kelas x sma adabiah padang. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 17, 1–9. Markhamah, & Sabardila, A. 2010. Analisis Kesalahan dan Karakteristik Bentuk Pasif. Surakarta Jagat ABJAD. N, D. A., Km, N., Sartika, A., Rasna, I. W., & Sudiara, I. N. S. 2014. Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia Pada Esai Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sebuah Kajian Ejaan, Diksi, Dan Struktur. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Undiksha, 2, 1–10. Nisa, Khoirun, I. S. 2017. Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Teks Terjemahan Mahasiswa. Basindo, 11, 1–13. Nisa, K. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita Dalam Media Surat Kabar Sinar Indonesia Baru. Jurnal Bindo Sastra, 22, 218. Nurwicaksono Dwi Bayu, D. A. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Indoonesia Pada Teks Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 22, 138–153. Prihantoro, E., & Fitriani, D. R. 2015. Modalitas dalam Teks Berita Media Online. Prosiding PESAT Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur, & Teknik Sipil, 6, 17–25. Rahmawati, L. E., Kartikasari, F., & Sukoco, Y. W. T. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa pada 20 Paket Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMP 2012/2013. Jurnal VARIDIKA, 262, 129–140. Rahmawati Nur, & Didah, N. 2018. Makna Leksikal Dan Gramatikal Pada Judul Berita Surat Kabar Pos Kota Kajian Semantik. Jurnal Sasindo Unpam, 61, 39–54. Reza Qhadafi, M. 2018. Analisis Kesalahan Penulisan Ejaan yang Disempurnakan dalam Teks Negosiasi Siswa SMA Negeri 3 Palu. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 34. Retrieved from Anisa yuli rahma fitriani, dkk Analisis kesalahan penggunaan tanda baca BAHASTRA 19 Salam Sucipto, Sumardi, H. 2016. Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Tanya Dan Tanda Baca Titik Pada Teks Dialog Siswa. PedadidaktikA Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 32, 168–175. Sari Rika Dewi, Fadhilah, M. A., & Nucifera, P. 2019. Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia Ebi Pada Kolom Opini Surat Kabar Serambi. Jurnal Samudra Bahasa, 21, 25–31. Sasongko Dwi Sempu. 2018. ANALISIS Kesalahan Bahasa Pada Proposal Kegiatan Mahasiswa Un Pgri Kediri 2016-2017. Jurnal Bahasa, Seni, Dan Pengajaran, 21, 29–34. Septina Lisdayanti. 2019. Kesalahan Penggunaan Ejaan Pada Informasi Layanan Niaga Di Kota Bengkulu. Journal of Chemical Information and Modeling, 71, 27–32. Sihobing, B. M. 2017. Pembingkaian Berita Politik Dalam Pemilihan Kepala Daerah Analisis Framing Berita Pemilihan Walikota Pekanbaru Di Surat Kabar Tribun Pekanbaru Dan Riau Pos. Jom Fisip, 42, 1–11. Sutrisna, D. 2017. Analisis Kesalahan Morfologi Bahasa Indonesia Dalam Surat Kabar Radar Majalengka Edisi 16 Dan 25 April 2016. Diglosia, 11, 16–33. Suwartini, I. 2014. Analisis Teks Eksplanasi Pada Media Masa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal B ahastra, XXXII1, 49–64. Usha, P., & Kader, N. A. 2016. Syntactic and Morphological Error Analysis in English Language among Secondary School Students of Kerala. IOSR Journal Of Humanities And Social Science IOSR-JHSS, 212, 99–103. Winata, N. T. 2019. Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Dalam Media Massa Daring Detikcom. Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Indonesia, 42, 115–121. Yosi, W. 2014. Tajuk Rencana Harian Kompas Dan Media Indonesia Mengupas Nasib TKI Analisis Perbandingan Stuktur Teks. Jurnal Bahastra, XXXII81–108, 1–11. Yudha, W. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasadalam Karangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas Xi Smk Negeri Rembang Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2013/2014. Nosi, 23, 254–263. Yudha, W. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasadalam Karangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri Rembang Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2013/2014. Nosi, 23, 254– ... Kedua, penelitian Fitriani & Rahmawati 2020 berjudul "Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dan Huruf Miring dalam Teks Berita Online Detiknews dan Tribunnews". Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan tanda baca dan huruf miring dikarenakan ketidakcermatan penyunting dalam menulis berita dan kurang memahami kaidah kebahasaan. ...Aca SuhendarDewi Herlina SugiartiSinta RosalinaPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kesalahan penulisan judul pada berita online dan Tujuan penelitian mendeskripsikan perbandingan hasil analisis kesalahan berbahasa yang ditemukan pada penulisan judul berita online dan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah berita online dan data yang ditemukan pada berita online tersebut terdapat kesalahan penulisan judul berupa kesalahan berbahasa pada Ejaan PUEBI, penggunaan kata perangkai dan kalimat tidak baku. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, observasi, studi pustaka, dan klasifikasi data pada 40 data dari 21 judul berita online dan 19 judul berita online dalam rubrik nasional isu lalu lintas dan kriminal. Teknik analisis data menggunakan teknik agih sisip, teknik lesap dan baca markah. Hasil analisis penelitian menunjukkan perbandingan kesalahan penulisan judul berita online memiliki keseluruhan kesalahan dari Ejaan PUEBI, Kata Perangkai, Kalimat Tidak Baku yaitu sejumlah 31 kesalahan sedangkan memiliki 41 kesalahan.... There are several factors causing language errors. According to Fitriania and Rahmawati 2020, language errors in printed media arise in editing process and writers' faults as a result of lack of understanding related to grammar rules. Furthermore, Ayudia et. ... Rustan EdhyMujahidin MujahidinThis study aims to describe and categorize the types of language errors in the Class VII Mathematics Electronic School Book BSE. The content analysis is a design chosen through a qualitative descriptive approach. The data source comes from BSE Mathematics Class VII. Data in the form of language errors related to speech errors, rules, and word choices in the Mathematics Electronic School Book. Data were collected using identification and categorization techniques in the corpus table. This study shows 43 language errors identified in BSE, consisting of 12 lapses, 21 errors, and ten mistakes. The results of this study become input for improving the use of language in electronic school books so that users can easily understand the meaning conveyed. Yazilmiwati YaacobSeminar Mata Pelajaran Umum Peringkat Kebangsaan yang bertemakan Harmoni, Integriti, Jati Diri, Akhlak dan Unggul atau dengan ringkasnya HIJAU adalah sinonim dengan tujuan subjek Mata Pelajaran Umum ditubuhkan oleh Kementerian Pengajian Tinggi iaitu penghayatan falsafah, nilai dan sejarah, penguasaan kemahiran insaniah, perluasan ilmu pengetahuan tentang Malaysia dan kemahiran pengurusan masyarakat yang bersifat praktikal seperti khidmat masyarakat dan kokurikulum. Selain itu, tema seminar ini juga selari dengan fasafah Pendidikan Negara iaitu “Pendidikan di Malaysia adalah suatu usaha berterusan ke arah memperkembangkan lagi potensi individu secara menyeluruh dan bersepadu untuk mewujudkan insan yang harmonis dan seimbang dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan. Usaha ini adalah bertujuan melahirkan rakyat Malaysia yang berilmu pengatahuan, berketrampilan, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berkeupayaan mencapai kesejahteraan diri serta memberi sumbangan terhadap keharmonian dan kemakmuran masyarakat dan negara.” Keharmonian, integriti, Jati diri dan akhlak yang baik bukanlah satu perkara yang mudah untuk dipupuk dalam diri seseorang. Ianya memerlukan penghayatan kepada ilmu falsafah, nilai-nilai etika dan peradaban seterusnya penghayatan kepada ilmu yang berkait dengan sejarah. Kursus falsafah misalnya merupakan alat untuk memurnikan budaya pemikiran dalam kehidupan serta menyedarkan pelajar tentang hakikat dan tujuan hidup manusia. Manakala kursus etika dan peradaban bertujuan mempersiapkan pelajar untuk menghayati etika dan peradaban yang wujud dalam masyarakat kepelbagaian etnik di Malaysia untuk memperteguhkan pemikiran kritikal dan analitikal mereka bagi menangani kehidupan yang lebih mencabar. Selain itu kursus ini juga mengajak pelajar menghayati sejarah, mengenal asal usul, mengambil iktibar dari sejarah yang berlaku, menyemai semangat patriotism, mengukuhkan perpaduan dan untuk membangunkan negara bangsa. Dengan penghayatan kepada ilmu yang dipelajari akan menjadikan pelajar berintegriti, memiliki jati diri dan akhlak yang baik seterusnya akan membawa kepada keharmonian hidup purpose of this study is to describe the form of written language errors that is often done by students. The research method used is descriptive analysis method. The research data is a scientific variety text made by students in the form of a review of the books they read. The results showed an error in the error category of a mistake in the form of and a form of lapses of The finding of errors in letter usage errors reached 183 items or the finding of errors in word writing errors reached 145 items or the findings of errors in the use of punctuation reached 68 items or error findings in writing elements uptake reached 28 items or These findings prove that the student competency of the Publishing Study Program in mastering Indonesian Spelling really needs to be improved. The results of language error analysis in this study can be used as teaching materials for learning Indonesian especially spelling material. Keywords Indonesian language errors, scientific texts, students Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa tulis yang sering dilakukan mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan ialah metode deskriptif analisis. Data penelitian ialah teks ragam ilmiah yang dibuat mahasiswa berupa ulasan terhadap buku yang dibacanya. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesalahan berbahasa kategori error 89,08 %, bentuk mistake 10,71%, dan bentuk lapses 0,2%. Temuan error pada kesalahan pemakaian huruf mencapai 183 item atau 43,16%, temuan error pada kesalahan penulisan kata mencapai 145 item atau 34,20%, temuan error pada pemakaian tanda baca mencapai 68 item atau 16,04%, temuan error pada penulisan unsur serapan mencapai 28 item atau 6,6%. Temuan-temuan tersebut membuktikan bahwa kompetensi mahasiswa Program Studi Penerbitan dalam penguasaan Ejaan Bahasa Indonesia sangat perlu ditingkatkan. Hasil analisis kesalahan berbahasa dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar untuk pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi ejaan. Kata kunci kesalahan berbahasa Indonesia, teks ilmiah, mahasiswa Khairun NisaTujuan penelitian ini adalah 1 untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa dari segi ejaan, morfologi, sintaksis, dan semantik yang terdapat di dalam surat kabar Sinar Indonesia Baru; 2 untuk memberikan perbaikan kesalahan berbahasa dari segi ejaan, morfologi, sintaksis, dan semantik yang terdapat di dalam berita Sinar Indonesia Baru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak untuk memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa dan teknik catat untuk mencatat kata atau kalimat untuk dianalisis. Hasil analisis mengenai analisis kesalahan berbahasa pada berita Sinar Indonesia Baru SIB edisi Desember 2017 dapat disimpulkan bahwa terdapat bentuk kesalahan berbahasa pada bidang ejaan, morfologi, sintaksis, dan semantik. Hasil penelitian ini yaitu pertama, bentuk kesalahan berbahasa yang ditemukan pada berita “4 Rumah Terbakar di Jalan Jermal VI Medan Denai“ di antaranya kesalahan dalam bidang ejaan sebanyak dua kesalahan, bidang morfologi enam kesalahan, semantik dua kesalahan dan sintaksis satu kesalahan. Kedua, bentuk kesalahan berbahasa yang ditemukan pada berita “Sekitar 300 Warga Asal Palas Terdeteksi Mengidap HIV Aids“ di antaranya kesalahan dalam bidang ejaan sebanyak satu kesalahan, bidang morfologi dua kesalahan , semantik satu kesalahan , dan sintaksis tiga kesalahan. Ketiga, bentuk kesalahan berbahasa yang ditemukan pada berita “Warga Secanggang Kecewa Proyek Air Bersih Dikutip Biaya Rp 100 PerKK“ di antaranya kesalahan dalam bidang ejaan sebanyak dua kesalahan, bidang morfologi tiga kesalahan, dan sintaksis dua Nisa Imam SuyitnoPenelitian ini bertujuan mesndeskripsikan kesalahan penggunaan pilihan kata, bentukan kata, dan struktur kalimat dalam teks terjemahan mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra UM 2015. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa banyak melakukan kesalahan pada penggunaan pilihan kata aspek ketidaksesuaian, penggunaan bentukan kata, dan struktur kalimat. Temuan tersebut membuktikan bahwa mahasiswa kurang memerhatikan penggunaan tata bahasa dalam menerjemahkan teks dari BSu menuju BSa bahasa Inggris-bahasa IndonesiaNana Triana WinataPada penelitian ini menganalisis kesalahan ejaan bahasa Indonesia yang digunakan oleh media massa daring Detikcom edisi terbit tanggal 6 dan 8 September 2019. Data yang diambil dalam penelitian ini ada tujuh berita yang terbit pada tangga 6 dan 8 September 2019 pada pukul Tujuan dalam penelitian ini adalah 1 mengetahui jenis ejaan yang salah dalam penulisan berita daring Detikcom edisi terbit tanggal 6 dan 8 September 2019 pada pukul dan 2 menganalisis kesalahan ejaan bahasa Indonesia pada media massa daring Detikcom edisi terbit tanggal 6 dan 8 September 2019 pada pukul Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena pada penelitian ini mencari kesalahan ejaan bahasa Indonesia baik itu dari penggunaan huruf huruf miring, kata kata konjungsi, atau penggunaan tanda baca pada media massa daring. Bogdan dan Taylor dalam Moleong 20104 mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Kesalahan ejaan bahasa Indonesia yang digunakan oleh media massa daring Detikcom yang diterbitkan pada tanggal 6 dan 8 September 2019 pukul sebagian besar terdapat pada huruf miring penamaan istilah bahasa asing. Jenis kesalahan yang ditemukan pada edisi terbitan di atas adalah 1 kesalahan penggunaan huruf miring; 2 kesalahan penggunaan tanda baca; 3 kesalahan pengguanaan gabungan kata; dan 4 kesalahan penggunaan angka dan bilangan. Kesalahan ejaan bahasa Indonesia di media massa daring Detikcom dalam bentuk pedoman penulisan huruf, kata, dan tanda baca. Alber AlberSurat kabar, sebagai media informasi yang dibaca oleh berbagai kalangan, memiliki peran penting dalam perkembangan bahasa sebuah bangsa. Sementara itu, pada surat kabar daerah atau nasional yang beredar, masih ditemukan kesalahan dalam penggunaan frasa. Kesalahan pun terjadi pada koran nasional setingkat Kompas. Kesalahan tersebut terjadi karena kurangnya perhatian terhadap kaidah kebahasaan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikaji tentang kesalahan penggunaan frasa pada tajuk rencana surat kabar Kompas. Pada penelitian ini digunakan metode analisis isi content analysis yang bersifat preskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan hermeneutik. Data penelitian bersumber dari tajuk rencana surat kabar harian Kompas yang diambil secara acak. Data yang diteliti didokumentasi dengan cara dibaca, dicatat, selanjutnya disimpulkan, dan dikelompokkan berdasarkan kesalahan yang terdapat dalam bidang frasa. Berdasarkan analisis, kesalahan penggunaan frasa pada tajuk rencana surat kabar Kompas adalah penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir dan penggunaan preposisi yang tidak Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Karya Ilmiah Dosen Universitas Bina DarmaS ArianaAriana, S. 2012. Kesalahan Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Karya Ilmiah Dosen Universitas Bina Darma. Jurnal Ilmiah Bina Edukai, 52, Kesalahan Ejaan Dalam Karangan Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III 2 Mojoarum Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung Tahun AjaranP ArianiAriani, P. 2019. Analisis Kesalahan Ejaan Dalam Karangan Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III 2 Mojoarum Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal Pena SD, 51, Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan penulisan Kata Pada Koran MercusuarR AriyantiAriyanti, R. 2019. Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan penulisan Kata Pada Koran Mercusuar. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 44, 12-28. Retrieved from /article/view/12178/9361Kesalahan Penggunaan Ejaan Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Unila Dan ImplikasinyaN ArizonaN E RusmitoArizona, N., & Rusmito, N. E. 2016. Kesalahan Penggunaan Ejaan Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Unila Dan Implikasinya. Jurnal Kata Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya, 43, Kesalahan Berbahasa Indonesia Dalam Surat-Menyurat Di Kantor Kelurahan Layana IndahN FaisahFaisah, N. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Dalam Surat-Menyurat Di Kantor Kelurahan Layana Indah. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 33, 1-8. Kemampuanpenggunaan huruf kapital dan tanda baca dapat dilihat dari hasil deskripsi siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menggunakan huruf kapital dan tanda baca dalam esai deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2021/2022 di sebuah sekolah dasar di Garut Selatan.
Jakarta - Seiring bertambahnya usia, hidrasi kulit cenderung berkurang sehingga perlu menggunakan pelembap agar tetap kenyal. Tapi di tengah cuaca panas yang lembap, orang sering kali lupa memakai produk skincare ini. Kalaupun memakai, banyak yang melakukan kesalahan. Memakai pelembap tidak hanya tentang mengolesi wajah dengan pelembap. Untuk hasil yang efektif, penting untuk memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menggunakan produk perawatan kulit ini. Ramdas, pakar dermatologi di India, mengatakan bahwa pelembab membantu melembapkan dan menutrisi kulit. Produk ini dirancang untuk mencegah kekeringan, menjaga penghalang kelembapan kulit, dan membuat kulit halus dan sehat. Bentuknya bisa macam-macam, termasuk krim, losion, gel, dan apa saja yang harus dihindari saat memakai produk ini? Tanvi Vaidya, ahli dermatologi membagikan beberapa kesalahan memakai pelembap. 1. Mengaplikasikannya pada kulit keringOleskan pelembap pada kulit yang lembap dalam waktu 5 menit setelah mandi untuk mengunci yang sama diungkapkan Ramdas, yang mengatakan bahwa cara terbaik untuk mengaplikasikan pelembap adalah pada kulit yang agak lembap. “Setelah dibersihkan, tepuk lembut wajah Anda dengan handuk, biarkan sedikit lembap. Teknik ini membantu menyegel kelembapan, menciptakan penghalang pelindung yang mencegah penguapan dan menjaga hidrasi. Tapi kalau kulitmu sudah kering, tetap pakai pelembap," kata dia, seperti dilansir dari Indian Express, Jumat, 9 Juni 2023. 2. Terlalu sedikitUntuk mendapatkan hasil terbaik, penting untuk menggunakan jumlah yang tepat. Ramdas mengatakan bahwa jumlah pelembap yang dibutuhkan bervariasi menurut jenis dan produk kulit. “Mulailah dengan jumlah seukuran kacang polong, sesuaikan seperlunya. Jika kulit terasa lembap tanpa residu, kemungkinan Anda telah menggunakan jumlah yang tepat. Mulailah dari yang kecil dan tambahkan lebih banyak jika perlu, hindari aplikasi berlebihan yang dapat menyumbat pori-pori atau terasa berat," dia Menggunakan pelembap hanya di pagi hariIdealnya, gunakan keduanya pagi dan malam hari, tetapi jika harus memilih, pilihlah malam.“Gunakan pelembap yang mengandung tabir surya di pagi hari untuk melindungi dari sinar UV. Di malam hari, isi kembali kelembapan dan perbaiki kulit dengan pelembap yang sesuai. Pilih yang sesuai dengan jenis dan kebutuhan kulit Anda,” ujar 4. Mengandalkan pelembab untuk perlindungan matahariMeskipun beberapa pelembap memiliki perlindungan terhadap sinar matahari, Ramdas menekankan bahwa yang terbaik adalah menggunakan tabir surya berspektrum luas secara terpisah. “Pelembap dengan SPF mungkin tidak menawarkan cakupan yang cukup atau memerlukan aplikasi ulang yang sering. Untuk perlindungan UV yang tepat, gunakan tabir surya khusus dengan SPF 30+ bahkan jika pelembap Anda memiliki SPF,” dia Mengabaikan leher dan dadaJangan lewatkan area leher dan dada. “Perluas pelembab di luar wajah ke leher dan dada. Area ini terpapar sinar matahari dan faktor penuaan. Oleskan dengan lembut, sapuan ke atas untuk hidrasi dan penampilan awet muda," ujar Ramdas. 6. Urutan salah Selalu gunakan pelemba lalu tabir surya aktif, begitu urutan yang tepat. “Untuk memaksimalkan keefektifan perawatan kulit, ikuti urutan ini bersihkan dengan pembersih yang lembut, seimbangkan pH dengan toner, gunakan serum/perawatan untuk masalah tertentu, pelembap untuk menyegel hidrasi dan lindungi dengan tabir surya spektrum luas," Ramdas menambahkan, untuk memaksimalkan manfaat pelembap, hindari kesalahan menggunakan jenis pelembap yang tidak sesuai dengan kulit, terlalu sering menggunakan dan menyebabkan pori-pori tersumbat, mengabaikan leher dan dada, menggunakan produk kedaluarsa dan melewatkan pelembap malam hari untuk peremajaan kulit yang optimal dan EXPRESSPilihan Editor Keuntungan Asam Hialuronat dan Retinol jika Digunakan Bersamaan, Seperti Yin dan YangSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Update”. Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
Jakarta Presiden Joko Widodo ( Jokowi) telah menandatangani Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2022 tentang perubahan kedua. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Berdasarkan
ArticlePDF AvailableAbstractPermasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah kesalahan penggunaan kaidah ejaan, diksi, dan kalimat bahasa Indonesia pada koran di Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Metode ini digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar di Kabupaten Sumbawa. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi dan dianalisis dengan metode komparatif interpretatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia pada koran di Kabupaten Sumbawa sudah cukup baik dari aspek ejaan, diksi, dan kalimat. Namun, masih terdapat beberapa kesalahan yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut. Dari segi ejaan, kesalahan yang ditemukan di antaranya kesalahan penulisan huruf kapital, pemakaian tanda hubung -, pemakaian kata depan, dan pemakaian tanda baca. Dari segi penggunaan kata, kesalahan yang ditemukan di antaranya penggunaan kata asing yang tidak mengikuti kaidah penulisan kata asing. Dari segi kalimat, kesalahan yang ditemukan di antaranya adalah terdapat beberapa kalimat yang struktur kalimatnya belum lengkap. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 107 KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA SURAT KABAR DI KABUPATEN SUMBAWA MISTAKES IN USING OF INDONESIAN LANGUAGE IN NEWSPAPERS IN SUMBAWA REGENCY Lukmanul Hakim, Muhammad Shubhi, Safoan Abdul Hamid Pos-el lukmanulhakim474 Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat Jalan dr. Soejono Jempong Baru, Sekarbela, Mataram, NTB Pos-el kantorbahasantb Diterima 27 Februari; Direvisi 27 November 2017; Disetujui 28 November 2017 Abstract Problems to be solved in this research are mistakes in using standard spellings, dictions, and sentences of Indonesian in newspapers published in Sumbawa Regency. Methodology of thisresearch is a qualitative research with a descriptive analysis approach. This method used to analyze and describe the use of Indonesia in those newspapers. Data gathered through documentation. These are analyzed using comparative-interpretative. Result shows that the use of Indonesian in newspapers in Sumbawa Regency is quite good in the terms of spellings, dictions, and sentences. However, there are some mistakesrelated to those aspects. In term of spelling, the mistakesare in using capital, dash -, affixes, and punctuation. In term of dictions is the use of strange words. The last, there are some unfinished sentences. Key words use, spelling, diction, sentence, media, newspaper Abstrak Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah kesalahan penggunaan kaidah ejaan, diksi, dan kalimat bahasa Indonesia pada koran di Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Metode ini digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar di Kabupaten Sumbawa. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi dan dianalisis dengan metode komparatif interpretatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia pada koran di Kabupaten Sumbawa sudah cukup baik dari aspek ejaan, diksi, dan kalimat. Namun, masih terdapat beberapa kesalahan yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut. Dari segi ejaan, kesalahan yang ditemukan di antaranya kesalahan penulisan huruf kapital, pemakaian tanda hubung -, pemakaian kata depan, dan pemakaian tanda baca. Dari segi penggunaan kata, kesalahan yang ditemukan di antaranya penggunaan kata asing yang tidak mengikuti kaidah penulisan kata asing. Dari segi kalimat, kesalahan yang ditemukan di antaranya adalah terdapat beberapa kalimat yang struktur kalimatnya belum lengkap. Kata Kunci penggunaan, ejaan, diksi, kalimat, media massa, surat kabar 108 1. Pendahuluan Kabupaten Sumbawa adalah salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Barat. Ibu kotanya adalah Sumbawa Besar. Kabupaten ini terletak di sebagian besar bagian barat Pulau Sumbawa. Batas-batas wilayahnya adalah Laut Flores dan Teluk Saleh di utara, Kabupaten Dompu di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Sumbawa Barat di barat. Kabupaten Sumbawa memiliki luas wilayah km² dengan jumlah penduduk sekitar jiwa BPS, 2017. Media massa yang bisa diakses di Kabupaten Sumbawa adalah media massa cetak dan elektronik, baik yang berskala lokal, regional, maupun nasional. Media massa cetak yang bisa diperoleh di antaranya surat kabar, sedangkan media massa elektronik yang bisa diakses di antaranya televisi. Media massa cetak yang beroperasi di Kabupaten Sumbawa, di antaranya Radar Sumbawa, Tribun Sumbawa, dan Harian Umum Gaung NTB, sedangkan media massa daring online yang bisa diakses di antaranya tribrataNewsNTB, dan sedangkan stasiun radio yang beroperasi di antaranya adalah Radio Rasesa Sumbawa dan Oisvira. Di Kabupaten ini, juga beroperasi sejumlah stasiun televisi, di antaranya adalah TVRI Sumbawa, stasiun televisi pemerintah. Selain itu, ada stasiun televisi swasta, antara lain TVRI, RCTI, SCTV, MNCTV, ANTV, Indosiar, MetroTV, Trans7, Trans TV, TVOne, Global TV, RTV, NetTV, Detik TV, Bima TV, BeritaSatu, Assalam TV, INews TV Mataram, dan Kompas TV. Objek yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah surat kabar. Surat kabar yang dipilih adalah Radar Sumbawa dan Harian Umum Gaung NTB. Alasan pemilihan objek kajian adalah kedua surat kabar tersebut merupakan media massa lokal yang paling banyak pembacanya, distribusinya merata dan mudah didapatkan, serta isi berita nya bersifat lokalitas hasil wawancara dengan masyarakat. Di samping itu, tampilan kedua kabar tersebut lebih menarik dibandingkan surat kabar lainnya Kedua surat kabar tersebut merupakan sarana komunikasi bagi para jurnalis untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas, khususnya untuk masyarakat Sumbawa. Media untuk menyebarkan pesan dan berita tersebut adalah bahasa. Untuk dapat menyampaikan pesan atau informasi yang jelas, kedua surat kabar tersebut dituntut menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi pemakaian, sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah yang mencakup kaidah pembentukan kata, pemilihan kata, dan pembentukan kalimat. Selain itu, ejaan juga sangat membantu pemahaman suatu untaian kalimat. Dengan demikian, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar yangsesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesiamerupakan tuntutan. Penggunaan ejaan yang cermat, pembentukan dan pemilhan diksi yang tepat, serta kalimat yang teratur dan lengkap sangat diperlukan dalam penulisan berita di surat kabar. Hal tersebut membuat ungkapan, gagasan, atau informasi yang ingin disampaikan jurnalis menjadi jelas. Kejelasan ungkapan, gagasan, atau informasi tersebut akan memudahkan pembaca memahami informasi. Ejaan yang ideal dalam penulisan berita di surat kabar adalah ejaan yang mampu digunakan untuk melambangkan satu bunyi satu huruf. Hal-hal yang diatur dalam kaidah ejaan adalah pemakaian huruf, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan baca PUEBI, 109 2016. Dengan demikian, penulisan berita pada surat kabar dituntut mengikuti kaidah-kaidah ejaan bahasa Indonesia pemakaian huruf dan tanda baca. Diksi atau pemilihan kata pada surat kabar juga perlu mendapatkan perhatian. Hal-hal yang diatur dalam kaidah diksi adalah proses pembentukan kata dan pemilihan kata. Dalam proses pembentukan kata, yang perlu diperhatikan adalah pengimbuhan, penggabungan kata, pengulangan, dan pengakroniman, sedangkan dalam pemilihan kata, yang harus diperhatikan adalah ketepatan, kecermatan, kebenaran, kelaziman, dan kelayakan baca Mustakim, 2015. Dalam hal ini, para jurnalis surat kabar dituntut dapat menguasai proses pembentukan kata dan dapat pula memilih diksi yang tepat. Penyusunan kalimat yang baik dalam berita surat kabar tidak kalah penting untuk diperhatikan.. Kalimat yang baik adalah kalimat yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh atau yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara lengkap. Hal-hal yang diatur dalam kaidah penyusunan kalimat yang baik adalah unsur pembentuknya, yaitu prasa dan klausa; struktur kalimat; dan kalimat yang efektif baca Sasangka, 2014. Dengan demikian, jurnalis dalam menulis berita di surat kabar dituntut dapat menyusun kalimat baik dan efektif. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar seharusnya menjadi kewajiban bagi para jurnalis. Namun, aturan ini tidak serta-merta membuat para jurnalis menerapkan kaidah bahasa Indonesia tersebut. Dalam kenyataannya, kesalahanpenggunaan bahasa Indonesia dalam teks berita pada surat kabar masih dijumpai. Bentuk kesalahan yang ditemukan sangat bervariasibaikdalam bidang ejaan, diksi, maupunkalimat. Kesalahan penggunaan bahasa Indonesia ragam tulisan pada surat kabar tidak sepatutnya diabaikan. Hal ini berarti, perlu dilakukan bimbingan teknis terhadap para jurnalis mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bimbingan teknis ini dimaksudkan agar kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar dapat diminimalisasi. Di samping itu, bimbingan teknis ini untuk menghindari kesalahan yang sama pada teks berita selanjutnya. Bimbingan teknis ini dapat melibatkan berbagai pihak, misalnya lembaga yang secara khusus memiliki tugas pokok dan fungsi membina dan mengembangkan bahasa Indonesia, seperti penyuluh bahasa Indonesia; dan kalangan akademisi yang berlatar belakang pendidikan kebahasaan, seperti dosen, ahli kebahasaan, dan pemerhati bahasa lainnya. Penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar sangat menarik untuk dikaji. Hal ini disebabkan bentuk dan gaya bahasa para jurnalis dalam penulisan berita sangat variatif. Fenomena tersebut terjadi disebabkan beberapa hal. Pertama, latar belakang pendidikan para jurnalis bertingkat, mulai dari tingkatan SMA atau yang sederajat sampai tingkatan sarjana. Kedua, para jurnalis berangkat dari latar belakang jurusan pendidikan yang beragam, mulai dari jurusan IPA, IPS, dan bahasa bagi SMA; dan jurusan IT, teknik mesin, teknik bangunan, jasa boga, pariwisata, dan lain-lain bagi SMK dan yang sederajat. Begitu pula bagi sarjana, para jurnalis berlatar belakang jurusan yang beragam. Latar belakang pendidikan dan jurusan pendidikan para jurnalis tersebut menjadikan penggunaan bahasa di surat kabar menjadi sangat menarik, beragam, dan kaya dalam penggunaan gaya bahasa serta pemahaman terhadap kaidah kebahasaan. Jika para jurnalis tersebut tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kesalahan penggunaan bahasa Indonesia di surat kabar tidak akan bisa dihindari. 110 Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini diperlukan untuk mengkaji penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar yang ada di Kabupaten Sumbawa. Sebelumnya, kajian-kajian terhadap penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar, skripsi, atau dokumen lainnya sudah banyak dilakukan oleh para peneliti atau akademisi, di antaranya dilakukan oleh Arizona 2016, Gultom 2017, dan Sukmawati 2017. Beberapa kajian yang dimaksud secara ringkas disampaikan dalam penelitian ini sebagai referensi dan pijakan berpikir. Gultom 2017, dalam penelitiannya menemukan kesalahan penggunaan ejaan bahasa Indonesia pada teks berita utama dalam surat kabar di TanjungpinangKesalahan yang ditemukan berupa kesalahan penggunaan huruf miring, sebanyak 78 kesalahan, kesalahan penggunaan pemenggalan kata sebanyak 285 kesalahan, kesalahan penggunaan kata depan sebanyak 10 kesalahan, dan kesalahan penggunaan singkatan dan akronim sebanyak 19 kesalahan. Arizona 2016, dalam penelitiannya pada skripsi mahasiswa Fakultas Hukum Unila, menemukan terdapat kesalahan penggunaan ejaan dalam pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca pada skripsi mahasiswa. Sukmawati 2017 juga, dalam penelitiannya, menemukan kesalahan berbahasa pada skripsi mahasiswa Program Studi Sistem Informasi STMIK Kharisma Makassar. Kesalahan yang ditemukan berupa kesalahan ejaan, kesalahan penulisan kata, kesalahan kalimat, dan kesalahan pembentukan paragraf. Dari segi ejaan, kesalahan terbanyak adalah kesalahan penulisan huruf miring 98%. Kesalahan yang paling sedikit adalah kesalahan pembentukan paragraf 16%. Kajian-kajian di atas adalah kajian kuantitatif yang hanya mengidentifikasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia. Karena itu, penelitian ini masih relevan dilakukan. Penelitian ini tidak hanya sebatas mengidentifikasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia secara kuantitatif, tetapi juga mendeskripsikan dan menginterpretasikan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia tersebut sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 2. Bahan dan Metode Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk mendekripsikan dan menganalisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar yang yang menjadi sampel penelitian, baik dari segi kaidah ejaan, diksi, maupun kalimat. Populasi penelitian ini adalah semua surat kabar yang ada di Kabupaten Sumbawa. Sampel penelitian ini adalah surat kabar lokal Kabupaten Sumbawa, yaitu Harian Radar Sumbawa dan Harian Umum Gaung NTB. Data penelitian ini adalah teks berita yang dimuat pada surat kabar yang menjadi sampel. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mendokumentasikan data penggunaan bahasa Indonesia pada kedua surat kabartersebut. Metode ini juga dilakukan untuk mengidentifikasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia. Alat pengumpulan data berupa instrumen pernyataan yang mengidentifikasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia, baik dari segi kaidah ejaan, diksi, maupun kalimat. Metode analisis data adalah metode komparatif interpretatif. Metode ini digunakan untuk membandingkan penggunaan bahasa Indonesia yang ada pada surat kabar dengan penggunaan bahasa Indonesia yang benar secara teoretis. Selanjutnya 111 data yang sudah dibandingkan tersebut diinterpretasikan sesuai dengan tata kaidah bahasa Indonesia. Analisis data dilakukan dengan mencermati kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar yang menjadi sampel dan menguji kesalahan tersebut dengan teori-teori analisis kesalahan berbahasa Indonesia. Akhirnya, langkah-langkah yang dilalui adalah 1 persiapan; 2 peng-identifikasian dan pengklasifikasian data berdasarkan jenis kesalahan penggunaan bahasayang ditemukan;3 penginterpretasian data; 4 pembuatan simpulan, dan 5 pembuatan rekomendasi. 3. Hasil dan Pembahasan Surat kabar yang dijadikan sampel penelitian adalah Harian Radar Sumbawa dan Harian Umum Gaung NTB. Tema atau judul yang dianalisis dalam hal penggunaan bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. Tabel 1 Sampel Penelitian PenggunaanBahasaDi Kabupaten Sumbawa Perlu Dinaikkan untuk Cegah Korupsi Anggaran Parpol GOW KSB Gelar Sunatan Massal KH Zulkifli Klaim 300 Ribu KTP Maju Independent KIPAS Sampaikan Data Lapangan Kasus Kejaksaan Warga Desak Kepala Puskesmas Ropang Dicopot Secara garis besar, penggunaan bahasa Indonesia pada berita-berita yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sudah cukup baik, baik dari aspek ejaan, diksi, maupun kalimat, kecuali pada naskah 3c. Pada naskah ini, ditemukan cukup banyak permasalahan yang tidak hanya berkaitan dengan ejaan, kosakata, dan kalimat, tetapi berkaitan juga dengan kesalahan ketik dan atau penulisan. Setelah dianalisis dengan patokan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dari segi kaidah ejaan, diksi, maupun struktur kalimatnya, ditemukan beberapakesalahan penggunaan bahasa Indonesia dari tiga aspek tersebut. Pembahasan mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut. Kesalahan Ejaan Secara garis besar, berita-berita yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sudah cukup baik dari aspek ejaan bahasa Indonesia. Namun, masih terdapat beberapa 112 kesalahan yang berkaitan dengan aspek tersebut. Kesalahan yang ditemukan adalah kesalahan pemakaian pemakaian kata depan, tanda baca, huruf kapital, dan tanda hubung -. Kesalahan penulisan kata depan ditemukan pada naskah 3a, paragraf pertama dan paragraf ketiga. Kesalahan penulisan kata depan yang dimaksud adalah pada kalimat … disela-sela Forum Dialog Pemerintah …. dan pada kalimat … terkosolidasi diseluruh wilayah … Kesalahan serupa terdapat pada naskah 3e, paragraf ketiga yang tertulis “didaerah”. Seharusnya,penulisan kata depan harus dipisah dengan kata di depannya jika kita mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI. Selanjutnya, kesalahan tanda baca yang ditemukan adalah kesalahan pemakaian tanda baca koma , dan tanda baca titik .. Kesalahan yang ditemukan adalah pemakaian tanda koma , di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat. Di beberapa bagian, penggunaan tanda koma pada posisi yang dimaksud sudah tepat. Akan tetapi, di beberapa bagian yang lain, penggunaannya tidak tepat. Kesalahan yang dimaksud dapat dilihat pada naskah 3a, paragraf kedua, ketiga, keempat, dan kelima; nasskah 3d, paragraph pertama, ketiga, keempat, dan kelima; naskah 3e, paragraph ketiga dan kelima. Kesalahan pemakaian tanda baca koma , yang dimaksud dapat dilihat pada kalimat-kalimat berikut ini. Padahal untuk membangun kondisi parpol yang sehat, salah satu indikatornya adalah pembiayaan naskah 3a, paragraf kedua Mantan Bupati Sumbawa Barat KH Zulkifli Muhadli mengklaim telah mendapatkan dukungan … naskah 3d, paragraf pertama Karena itu dirinya atas nama warga masyarakat setempat sangat menyayangkan Pemda Sumbawa melalui leading sektor Dinas Kesehatan Sumbawa yang lamban menyikapi persoalan yang terjad naskah 3e, paragraf ketiga Saat ini sumber pembiayaan parpol dari Negara hanya 0,0056 persen dari APBN paragraph keempat Berdasarkan PUEBI, tanda baca koma , digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Tanda koma , dapat juga digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan dan di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca atau salah pengertian. Jadi, pada kalimat-kalimat berita yang dimaksud, tanda baca koma , tidak digunakan setelah kata penghubung antarkalimat tersebut naskah 3a, paragraph kedua dan ketiga, tanda baca koma , tidak digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan oposisi naskah 3d, paragraf pertama. Kesalahan pemakaian tanda koma , berikutnya ditemukan pada naskah 3b, paragraf kelima, baris pertama. Penulisnya keliru menempatkan tanda baca koma. Tertulis, “JM kepada jurnalis, mengatakan, keinginannya …… Seharusnya, tanda koma yang mengapit kata “mengatakan” tidak perlu ada. Kesalahan serupa terdapat pada naskah 3e, paragraf ketiga. Pada paragraf tersebut tertulis “ …….Aksi yang dikawal aparat Kepolisian Resort Sumbawa itu, sebelumnya juga digelar ….. Pemakaian tanda koma , pada paragraf tersebut tidak perlu. Alasannya “Aksi yang dikawal aparat Kepolisian Resort Sumbawa itu” merupakan subjek, bukan kalimat. Jadi, tanda koma tidak diperlukan. Kesalahan yang sama terjadi pada naskah 3e, paragaraf ketujuh. Pada paragraf tersebut, tertulis “ Korlap aksi Roni Pasarani, mengakhiri orasinya ….. . .“ 113 Alasannya “Korlap aksi Roni Pasarani adalah subjek, bukan suatu kalimat yang terdiri atas subjek, predikat dan objek. Kesalahan pemakaian tanda koma , juga terdapat pada naskah 3c,paragraf kelima kalimat kedua. Seharusnya, pada kalimat tersebut tanda koma , digunakan pada kata akhir sebelum kata dan yang merupakan uraian dari sebuah rangkaian. Kesalahan pemakaian tanda titik . ditemukan pada penulisan gelar yang ada pada naskah 3a, paragraf pertama, naskah 3b, naskah 3c, naskah 3d, paragraf pertama dan kedua.. Pada naskah 3b, tertulis seharusnya Pada naskah 3c, paragraf keenam, ditulis Fud Syaifuddin, ST, seharusnya Fud Syaifuddin, Jika kita merujuk pada PUEBI, singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti tanda titik pada setiap unsur singkatan tersebut. Kesalahan pemakaian tanda titik . berikutnya yang ditemukan adalah kesalahan penulisan singkatan dalam tulisan yang berjudul JM Daftar Jadi Cawagub naskah 3b. Penulisan singkatan JM seharusnya disisipi tanda baca titik, yaitu Djafar. Selanjutnya, kesalahan penulisan huruf kapital ditemukan pada naskah 3b, paragraf keempat. Kesalahan yang ditemukan adalah penggunaan huruf kapital pada awal kata dalam nama jabatan “Wakil Gubernur” yang tidak disertai dengan nama. Sebaliknya, pada naskah 3b, paragraf pertama, nama jabatan yang disertai nama justru ditulis huruf kecil. Hal ini bisa dilihat pada “calon wakil gubernur NTB. Jika merujuk pada PUEBI, seharusnya ditulis Calon Wakil Gubernur NTB. Kesalahan serupa ditemukan pada naskah 3c. Pada paragraf keempat naskah ini, terdapat prasa …, Maupun saling bertukar pikir. Pada prasa tersebut, dapat dilihat penggunaan kapital pada kata Maupun. Prasa tersebut tidak berposisi pada awal kalimat. Tidak ada aturan atau alasan yang dapat menjadikan kata tersebut dapat menggunakan huruf kapital. Prasa tersebut seharusnya ditulis maupun saling bertukar pikir. Kesalahan serupa terdapat pada naskah 3e, paragraf ketiga dan terakhir. Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan penulisan kata Kepolisian dan Kejaksaan pada kalimat “…..pihak Kepolisian maupun Kejaksaan untuk …. Seharusnya, huruf awal dua kata tersebut ditulis huruf kecil karena tidak diikuti oleh nama instansinya. Begitu juga kata Ekskutif dan Legislatif yang ada pada naskah 3e, paragraf keenam semestinya awal huruf kedua kata tersebut tidak menggunakan huruf kapital. Berikutnya, kesalahan pemakaiaan tanda hubung - ditemukan pada naskah 3c. Pada subjudul naskah ini, terdapat penulisan bilangan tingkat ke 13. Berdasarkan PUEBI, penulisan bilangan tingkat seperti itu seharusnya menggunakan kata hubung - antara ke dan 13 bilangan. Dengan demikian, bilangan tingkat tersebut seharusnya ditulis ke-3. Kesalahan lain yang ditemukan adalah kesalahan ketik. Kesalahan yang dimaksud banyakditemukan pada naskah 3c. Pada naskah tersebut, tertulis Peratusan. Dari konteks kalimat, dapat disimpulkan bahwa maksud yang dituju sebenarnya adalah persatuan. Pada naskah 3e, paragraf pertama dan keenam, ditemukan kesalahan penulisan huruf pada akronim Pemprov. Pada naskah tersebut, tertulis Pemprop, seharusnya Pemprov. Kesalahan Diksi Secara umum, pembentukan kata dalam teks berita-berita pada surat kabar yang menjadi sampel sudah cukup bagus. Tidak ditemukan adanya kesalahan pembentukan kata dalam berita-berita tersebut. Begitu juga yang terkait pilihan kata, pilihan-pilihan 114 kata yang digunakan sudah tepat. Kosakata yang dipilih sesuai topik. Pilihan kosakata dalam berita-berita sudah mengacu kepada topik tulisan dan bahasa yang dipilih adalah bahasa laras jurnaslistik. Dari segi tingkat variasi kosakata, pemilihan diksi sudah cukup variatif. Pengulangan dan pemborosan kata hampir tidak ditemukan. Namun demikian, ada beberapa kesalahan yang ditemukan. Kesalahan yang ditemukan adalah kesalahan pemiilihan kata. Kesalahan ini bisa dilihat pada naskah 3a, paragraf kelima, naskah 3d, dan naskah 3f, paragraf kedua. Pada naskah 3a, paragraf kelima, ditemukan kata membangun pada kalimat Artinya, sistem politik di Indonesia membangun dan belum kokoh. Seharusnya, kata membangun dalam kalimat tersebut diganti dengan belum terbangun agar sinkron dengan kata setelahnya. Pada naskah 3d, terdapat penggunaan kata independent pada judul berita dan kata sekedar yang terdapat pada paragraf keenam dan kesembilan. Kata baku untuk kedua kata tersebut adalah independen dan sekadar. Kesalahan yang sama juga terdapat pada naskah 3e, paragraf pertama yang berbunyi “….. sejumlah proyek bendungan dan embung yang dilakukan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I …..”. Pilihan kata yang benar seharusnya ….. sejumlah proyek dan embung pada Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I”. Kekeliruan pilihan kata ini terkait dengan penalaran bahwa Balai Wilayah Besar adalah benda mati yang tidak mungkin bisa melaksanakan proyek. Pada naskah 3f, paragraf kedua, terdapat penulisan kata tauladan atau gabungan kata suri tauladan. Jika yang dimaksudkan oleh kata atau gabungan kata tersebut adalah contoh yang baik dan pantas untuk ditiru, tentu penulisannya salah. Jika kita mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, makna tersebut dimiliki oleh kata atau gabungan kata suri teladan, bukan suri tauladan sebagaimana yang tertulis dalam teks berita tersebut. Kesalahan berikut yang ditemukan adalah kesalahan dalam penulisan bahasa asing. Kesalahan yang dimaksud adalah penggunaan kata colling down pada naskah 3b, paragraf kedua; kata fashion show pada naskah 3c, paragraf ketiga, dan kata leading sektor. Dalam KBBI, ketiga kata tersebut tidak akan ditemukan. Hal itu berarti ketiga kata tersebut bukan bahasa Indonesia, tetapi bahasa asing. Berdasarkan PUEBI, ketiga kata tersebut harus dicetak miring. Berikutnya, kesalahan pembentukan kata ditemukan pada naskah 3b, paragraf keempat, yaitu kata “mengkombinasikan”. Penulisan yang benar adalah “mengombinasikan” karena huruf k pada awal kata semestinya luluh jika dirangkai dengan imbuhan. Kesalahan yang sama ditemukan pada naskah 3c, paragraf kedua dan terakhir. Pada paragraf tersebut, terdapat kata mensosialisasikan dan mensukseskan. Kata dasar dari kedua kata tersebut adalah sosialisasi dan sukses. Kedua kata tersebut masuk dalam kategori kata yang berawalan S salah satu dari KPTS. Hal itu berarti konsonan awal dari kata tersebut seharusnya luluh jika mendapatkan imbuhan me sehingga kedua kata tersebut seharusnya ditulis menyosialisasikan dan menyukseskan. Kesalahan Kalimat Penyusunan kalimat yang ada pada teks berita surat kabar yang menjadi sampel sudah cukup baik. Jenis kalimat yg digunakan beragam. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam teks cukup beragam, ada kalimat aktif dan pasif, yang penyebarannya dalam paragraf juga cukup merata karena disesuaikan dengan konteks isi tulisan dan penalaran. Dari efektivitas penggunaan kalimat, kalimat-kalimat saudah cukup efektif. Namun demikian, ditemukan beberapa kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat. Kesalahan yang dimaksud dapat dilihat pada uraian di bawah ini. 115 Pada naskah 3e, paragraf pertama, ditemukan paragraf pembuka yang hanya terdiri atas satu kalimat panjang. Seharusnya, untuk memudahkan pembaca memahami keseluruhan teks, paragraf pertama bisa dipecah-pecah menjadi beberapa kalimat. Kesalahan lain yang ditemukan dari segi struktur kalimat, di antaranya kesalahan yang terdapat pada pada naskah 3a, paragraf pertama. Kalimat yang dimaksud Dengan anggaran yang cukup, dapat mencegah parpol melakukan korupsi….. Kalau konteks kalimat tersebut dilihat secara keseluruhan, maksud kalimat tersebut, apa subjek, dan mana predikatnya akan bisa dipahami. Akan tetapi, secara struktur, kalimat tersebut belumlah lengkap. Kalimat tersebut belum dapat dikatakan sebagai kalimat efektif karena ada unsur yang belum terpenuhi. Kalimat tersebut belum menunjukkan apa yang dapat mencegah. Kata Dengan anggaran yang cukup tidak dapat dijadikan sebagai subjek karena diawali oleh kata keterangan dengan. Kata keterangan tidak bisa dijadikan subjek. Kalimat tersebut akan menjadi efektif jika kata keterangan tersebut dibuang. Kesalahan serupa terdapat pada naskah 3f, paragraf keempat. Dalam teks tersebut, tertulis Karena itu atas nama warga masyarakat Desa Ropang mendesak kepada Bupati Sumbawa, Baperjakat maupun Dinas Kesehatan Sumbawa untuk segera mengambil langkah tegas. Jika konteks kalimat tersebut dilihat secara keseluruhan, dapat dipahami maksud dari kalimat tersebut, siapa subjek, mana predikat, dan siapa atau apa objeknya. Akan tetapi, secara struktur, kalimat tersebut belumlah lenngkap. Kalimat tersebut belum dapat dikatakan sebagai kalimat efektif. Ada unsur yang belum terpenuhi. Kalimat tersebut belum menunjukkan siapa yang melakukan mendesak. Kata atas nama warga masyarakat Desa Ropang tidak dapat dijadikan sebagai subjek karena akan timbul pertanyaan lagi siapa yang mengatasnamakan warga masyarakat Desa Ropang. Oleh sebab itu, kalimat tersebut akan menjadi efektif jika ditambah unsur kalimat berupa subjek yang mendesak. Kesalahan berikunya terdapat pada naskah 3f, paragraf ketiga dan keempat. Pada paragraf ketiga, terdapat kesalahan kalimat berupa penggunaan kata penghubung antarkalimat. Sebagaimana namanya, kata penghubung antar kalimat adalah kata penghubung yang digunakan untuk menghubungkan antarkalimat, bukan antarparagraf. Pada paragraf ketiga ini, terdapat kata penghubung antarkalimat yang digunakan pada awal paragraf. Hal itu berarti kata penghubung tersebut digunakan untuk menghubungkan paragraf yang satu dengan paragraf selanjutnya. Seharusnya kata penghubung tersebut digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lain yang masih dalam satu topik ide pokok paragraf. Dengan demikian, kata penghubung tersebut seolah-olah digunakan untuk menghubungkan dua ide pokok yang berbeda. Hal itu tidak sesuai dengan fungsi kata penghubung tersebut atau tidak sesuai dengan aturan dari penggunaan kata penghubung tersebut. Kesalahan berikutnya terdapat pada naskah 3c. Kesalahan yang ditemukan adalah terdapat satu kalimat atau satu paragraf yang kurang tepat digunakan sebagai awal kalimat. Kalimat yang digunakan untuk mengawali sebuah paragraf tersebut masih merupakan satu ide pokok dengan paragraf sebelumnya. Kalimat tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai kalimat pembuk sebuah paragraf, tetapi seharusnya menjadi bagian dari paragraf sebelumnya. Kesalahan berikutnya adalah kesalahan dari segi penalaran kalimat. Kesalahan yang dimaksud terdapat pada judul berita yang terdapat pada naskah 3a dan 3d. Judul berita pada naskah 3a adalah Perlu Dinaikkan untuk Cegah Korupsi. Jika judul berita 116 tersebut dinalar, akan timbul pertanyaan apa yang perlu dinaikkan, namun, jawabannya tidak disebutkan dalam judul tersebut. Judul tersebut seharusnya menyebutkan apa yang perlu dinaikkan. Judul berita pada naskah 3b adalah KH Zulkifli Klaim 300 Ribu KTP Maju Independent. Jika judul berita tersebut dinalar, akan timbul pertanyaan siapa yang maju independen. Namun, judul tersebut menimbulkan keambiguan. Karena itu, judul berita tersebut perlu diubah strukturnya untuk menghilangkan keambiguan, misalnya dengan judul KH Zulkifli Maju Independen, Klaim 300 Ribu KTP. 4. Penutup Simpulan Dari uraian pada hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar, penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar di Kabupaten Sumbawa sudah cukup baik, baik dari aspek ejaan, diksi maupun kalimat. Namun, terdapat beberapa kesalahan yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut. Berkaitan dengan kaidah ejaan, secara umum ejaan yang digunakan sudah cukup baik. Kesalahan yang ditemukan adalah kesalahan penulisan huruf kapital, pemakaian tanda hubung -, pemakaian kata depan, dan pemakaian tanda baca. Kesalahan penulisan huruf kapital yang ditemukan adalah penulisan huruf kapital di awal kata dalam nama jabatan yang tidak disertai nama atau instansi dan penggunaan huruf kapital tidak di awal kalimat. Kesalahan penggunaan tanda hubung - yang ditemukan adalah tidak dipergunakannya tanda hubung tersebut pada bilangan tingkat. Kesalahan pemakaian kata depan yang ditemukan adalah kata depan ditulis serangkai dengan kata di depannya. Sedangkan kesalahan tanda baca yang ditemukan adalah kesalahan pemakaian tanda baca koma , dan titik .. Berkaitan dengan diksi, secara umum pembentukan kata sudah cukup bagus. Kesalahan pembentukan kata hampir tidak ditemukan. Kosakata yang dipilih sesuai topik. Dari segi tingkat variasi kosakata, sudah cukup variatif. Pengulangan atau pemborosan kata hampir tidak ditemukan. Kesalahan yang ditemukan adalah penggunaan kata asing yang tidak mengikuti kaidah penulisan kata asing, ketidakluluhan kata-kata yang berawal K dan S ketika diberikan imbuhan, kesalahan ketik pada penulisan beberapa kosakata, dan pemakaian beberapa kosakata yang tidak baku. Berkaitan dengan kalimat, penyusunan kalimat cukup baik dan efektif. Kesalahan yang ditemukan adalah penyusunan kalimat yang tidak tepat dan tidak lengkap; pemakaian kalimat yang kurang tepat sebagai awal dari sebuah paragaf; penggunaan beberapa kalimat yang menimbulkan keambiguan; dan penggunaan kata penghubung antarkalimat yang tidak tepat. 117 Saran dan Rekomendasi Untuk meminimalisasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar di Kabupaten Sumbawa, ada beberapa rekomendasi yang perlu mendapatkan perhatian. Rekomendasi-rekomendasi ini ditujukan kepada redaksi dan para jurnalis. Kepada redaksi surat kabar, hal-hal yang patut diperhatikan sebagai berikut. 1 Semua bagian dalam media redaksi harus mendapatkan diklat kompetensi sesuai dengan bidangnya masing-masing. 2 Organisasi dari setiap bagian dalam media redaksi harus berjalan dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3 Dewan redaksi harus menyunting atau mengedit semua berita atau tulisan yang akan dimuat. 4 Berita dan tulisan yang dimuat harus melalui proses penyuntingan atau pengeditan. 5 Masalah kebahasaan harus menjadi perhatian redaksi. Kepada jurnalis, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. 1 Bersedia meningkatkan kualitas diri dengan cara mengikuti diklat penggunaan bahasa Indonesia; 2 Memiliki rasa kebanggaan dan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia daripada bahasa asing; 3 Memegang teguh kode etik dalam setiap pemberitaan; 4 Menggunakan tata kaidah bahasa Indonesia yang baku terhadap tulisan yang akan dimuat; dan 5 Memuat berita sesuai fakta, ringkas, dan padat. 118 Daftar Pustaka Arizona, Nadya dan Nurlaksana Eko Rusminto. 2016. “Kesalahan Penggunaan Ejaan pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Unila dan Implikasinya”. Dalam Jurnal Kata, Mei 2016. Padang Kopertis Wilayah X. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa. 2017. Kabupaten Sumbawa. Dalam Gultom,Yuliana Mamerta. 2017. “Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Revisi 2015 pada Teks Berita dalam Surat Kabar di Tanjungpinang”. Artikel E-jurnal. Tanjungpinang Universitas Maritim Raja Ali Haji Mustakim. 2015. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Sasangka, Sry Satria Tjatur Wisnu. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Kalimat. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Sriyanto. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Ejaan. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Sukmawaty. 2017. “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Skripsi Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer STMIK Kharisma Makassar” Dalam Jurnal Retorika, Volume 10, Nomor 1, Februari 2017. Makassar Universitas Negeri Makassar Tim Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta Gramedia Pustaka Indonesia. Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Penggunaan Ejaan pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Unila dan ImplikasinyaNadya ArizonaDan Nurlaksana Eko RusmintoArizona, Nadya dan Nurlaksana Eko Rusminto. 2016. "Kesalahan Penggunaan Ejaan pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Unila dan Implikasinya". Dalam Jurnal Kata, Mei 2016. Padang Kopertis Wilayah Pusat Statistik KabupatenSumbawaBadan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa. 2017. Kabupaten Sumbawa. Dalam Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia RevisiYuliana GultomMamertaGultom,Yuliana Mamerta. 2017. "Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Revisi 2015 pada Teks Berita dalam Surat Kabar di Tanjungpinang". Artikel E-jurnal. Tanjungpinang Universitas Maritim Raja Ali HajiSeri Penyuluhan Bahasa Indonesia Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan BahasaMustakimMustakim. 2015. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Penyuluhan Bahasa Indonesia Kalimat. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan BahasaSry SasangkaSatria TjaturWisnuSasangka, Sry Satria Tjatur Wisnu. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Kalimat. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Penyuluhan Bahasa Indonesia Ejaan. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan BahasaSriyantoSriyanto. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Ejaan. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Skripsi Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer STMIK Kharisma MakassarSukmawatySukmawaty. 2017. "Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Skripsi Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer STMIK Kharisma Makassar" Dalam Jurnal Retorika, Volume 10, Nomor 1, Februari 2017. Makassar Universitas Negeri Makassar
ANALISISKESALAHAN PENGGUNAAN HURUF KAPITAL, TANDA BACA, DAN PENULISAN KATA PADA KORAN MERCUSUAR . Tersimpan di: Main Author: ARIYANTI, RIRI: Format: Article info application/pdf eJournal: Bahasa: eng: kesalahan penggunaan tanda baca yang terdiri dari: (1) kesalahan penggunaan tanda baca titik (.), (2) kesalahan penggunaan tanda baca koma Secara istilah koran berasal dari bahasa Belanda Krant dan bahasa Perancis courant yang berarti “saat ini”. Koran atau surat kabar adalah sebuah bacaan yang dicetak pada kertas yang tipis dan lebar. Koran merupakan salah satu media massa cetak yang sangat tersohor di kalangan masyarakat, mulai dari masyarakat lapisan rendah hingga ke tingkat pejabat-pejabat tinggi. Meski di zaman modern ini sudah banyak media saingan koran seperti media elektronik televisi dan radio serta internet, tetapi koran tetap memiliki pembacanya sendiri. Untuk itulah pada kesempatan kali ini, Artikel Kami akan membahas mengenai pengertian, jenis, dan kesalahan bahasa dalam koran. Pengertian KoranSecara umum koran adalah jenis media massa yang memberitakan kejadian sehari-hari dalam kehidupan masyarakat. Sebagian lagi menyebut koran dengan nama surat kabar. Koran biasanya ditujukan sebagai kegiatan komersil dari penerbit koran yang bersangkutan. Tulisan-tulisan yang terdapat dalam sebuah koran dihasilkan oleh para penulis berita yang disebut sebagai wartawan. Wartawan tersebut bertugas untuk menulis kejadian-kejadian menarik yang terjadi di tengah masyarakat. Koran biasanya terbit setiap hari, namun ada juga yang terbit secara mingguan atau bulanan. Koran ber-manfaat bagi masyarakat untuk mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi di daerahnya atau daerah lain atau negara lain. Tanpa koran, masyarakat tidak akan mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi di luar jangkauan pergaulannya. Jadi, koran adalah sarana bagi masyarakat untuk meluaskan pandangannya tanpa harus hadir secara langsung untuk menggali informasi dari kejadian yang bersangkutan. Jenis-Jenis Koran Para ahli membagi jenis media massa koran menjadi tiga yang diuraikan sebagai berikut. 1. Koran Harian Ini adalah jenis media cetak yang terbit setiap hari, kecuali pada hari-hari tertentu, seperti pada libur nasional. Jenis media cetak ini masih dibagi lagi menjadi Koran Harian Nasional, Koran Harian Daerah, dan Koran Harian Lokal. Berita yang disampaikan adalah jenis berita news atau informasi terkini dan masih hangat diperbincangkan orang. Sementara cara penyampaiannya menggunakan sistem staright news atau berita yang apa adanya. 2. Koran Mingguan Koran yang terbit setiap seminggu sekali biasanya mengangkat berita tentang hiburan, sport atau olahraga, dan juga in depth news atau liputan mendalam tentang suatu peristiwa atau informasi tertentu. Gaya kepenulisan di koran mingguan biasanya cenderung bergaya feature atau deskriptif. 3. Koran Khusus Contoh koran khusus ialah koran yang dibuat khusus untuk komunitas muslim di Inggris. Jenis koran khusus ini biasanya terbit lebih lama dari koran yang biasanya, bisa satu kali dalam sebulan atau mungkin dua kali dalam seminggu. Kesalahan Bahasa yang Umum Ada dalam Koran Pada media massa koran seringkali ditemukan kesalahan penerapan kaidah bahasa Indonesia, baik ejaan, istilah asing, pemilihan kata, pembentukan kata, kalimat, maupun ditemukannya berbagai istilah gaul yang seharusnya tidak layak diterapkan di media massa yang menjadi konsumsi masyarakat luas. Kesalahan Umum Ejaan bahasa Indonesia Para ahli mengklasifikasikan contoh kesalahan ejaan dalam Bahasa Indonesia menjadi. aKesalahan penulisan kata depan di, ke, dan dari. Kata depan memiliki fungsi untuk menyatakan arah atau menunjukkan tempat. Menurut kaidah yang tertera di dalam Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kata depan harus dituliskan secara terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya, kata “di studio” harus dipisah. Kata depan di penulisannya dipisah dari studio. Pada kata “ke atas”, kata depan ke harus ditulis secara terpisah dari kata atas. Begitu pula kata “dari samping” penulisan kata depan dari dipisahkan dengan kata samping. Ketika membaca koran, kita masih sering menemukan penulisan kata depan yang digandeng dengan kata selanjutnya, seperti ditempat, kerumah, darisana, dan lain-lain. Kesalahan penulisan kata depan ini sebisa mungkin harus dihindari mengingat hal tersebut bertentangan dengan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. b Kesalahan lain yang sering terjadi ialah masalah penulisan gabungan kata. Menurut kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia, bagian-bagian gabungan kata harus dituliskan secara terpisah. Misalnya tanda tangan, tanggung jawab, kerja sama, lipat ganda. Apabila gabungan-gabungan kata itu mendapatkan awalan, kaidahnya menyatakan bahwa awalan itu harus dituliskan serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya. Contoh kata tanggung jawab mendapat imbuhan awalan ber- maka penulisannya menjadi bertanggung jawab. Selanjutnya apabila gabungan kata itu memperoleh akhiran, kaidahnya menyatakan bahwa akhiran itu harus dituliskan serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya kata lipat ganda mendapat akhiran –kan maka penulisannya menjadi lipat gandakan. c Selain bentuk gabungan kata seperti yang telah dijelaskan pada poin 1 dan 2, dalam bahasa Indonesia juga terdapat gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata atau sudah dianggap benar-benar berpadu. Gabungan kata yang sudah dianggap satu ini harus dituliskan secara serangkai. Misalnya apabila, barangkali, daripada, bagaimana, dan lain-lain. Kesalahan Umum Penggunaan Tanda Baca Kesalahan penggunaan tanda baca masih sering sekali dijumpai dalam penulisan berita atau artikel di koran. Tanda baca yang biasanya salah digunakan ialah tanda baca titik, koma, serta tanda hubung. Kesalahan penggunaan tanda baca ini bisa berakibat fatal terhadap perubahan makna seperti contoh yang tertera dalam tabel berikut. No Contoh Makna 1 Istri gubernur,baru meninggal. Yang meninggal ialah istri gubernur 2 Istri, gubernur baru, meninggal Yang meninggal dua orang, istri dan gubernur baruKesalahan Umum Penulisan Unsur Serapan Penulisan unsur serapan diatur oleh kaidah yang tercantum di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Menurut Ahli, unsur serapan adalah unsur bahasa lain yang masuk ke dalam bahasa Indonesia, baik yang berasal dari bahasa daerah yang ada di Indonesia sendiri maupun yang berasal dari bahasa asing. Baca Juga Ragam Bahasa Stilistika Penyerapan kata atau istilah asing dapat dialukan dengan dua jalan, yaitu 1 menyerap sepenuhnya kata atau istilah asing dalam bentuk yang utuh sehingga baik lafal maupun ejaannya seperti bahasa asli dan 2 menyerap kata atau istilah asing dengan mengadakan penyesuaian lafal atau ejaannya. Kesalahan penulisan unsur serapan yang paling sering ditemukan di media massa koran ialah unsur serapan yang berasal dari bahasa daerah maupun bahasa asing tidak ditulis miring. Seharusnya semua kata yang bukan berasal dari bahasa Indonesia haruslah dicetak miring. Misalnya penulisan kata asing “check up” haruslah ditulis miring check up. Begitu pula kata yang berasal dari bahasa daerah seperti “rek”, “konco”, “do-lan” haruslah ditulis miring rek, konco, dolan. Kesalahan Umum Pemilihan Kata yang Baku dan Tidak Baku Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui penggunaan kata-kata yang tidak baku digunakan di media massa koran. Contoh 1 Keputusan rapat itu tidak bisa dirubah lagi. 2 Tidak ada yang bisa merubah keputusan rapat itu. Kata-kata dirubah dan merubah pada kalimat di atas bukan kata baku bahasa Indonesia. Kedua kata tersebut berasal dari kata ubah, apabila ubah mendapat imbuhan {di-} dan {me-} menjadi diubah bukan dirubah, mengubah bukan merubah. Masih banyak lagi kesalahan-kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku. Parahnya lagi, penulisnya pun terkadang tidak sadar bahwa kata-kata yang digunakan dalam berita atau artikel yang dimuat itu bukanlah kata baku dalam bahasa Indonesia. Kesalahan Umum Pemilihan Ragam Bahasa Formal dan Nonformal Koran lokal maupun koran nasional acapkali masih sering menggunakan ragam bahasa nonformal. Meskipun koran tersebut berstandar lokal yang artinya pembacanya hanya melingkupi suatu wilayah tertentu, tetapi rasanya tidak etis bila ragam bahasa dalam berita atau laporan yang disampaikan menggunakan bahasa nonformal. Untuk itulah diperlukan pembinaan agar dapat disortir yang mana ragam bahasa formal dan ragam bahasa nonformal yang boleh disajikan dalam suatu naskah berita atau informasi. Semoga informasi mengenai pengertian, jenis dan kesalahan bahasa dalam koran ini dapat bermanfaat buat sobat semuanya. Terima kasih.
Bacajuga: Cerai dari Angga Wijaya, Dewi Perssik GERAM Hartanya Dicuri Seseorang, Kini Tak Ingin Berharap Lebih. Rupanya Angga Wijaya mengakui dirinya pernah memalsukan tanda tangan sang istri
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kesalahan bahasa pada Jurnal Imageri Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Penelitian ini menggunakan tiga artikel ilmiah sebagai sumber data yang dimuat dalam Jurnal Imajeri. Data kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia dalam penelitian terdiri dari kesalahan penggunaan huruf, tanda baca, penulisan kata, dan kesalahan penulisan kata pinjaman yang terdapat pada artikel ilmiah. Artikel ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa teknik baca-catat untuk setiap kesalahan yang ditemukan. Hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan sebanyak 29 kesalahan ejaan yang terdiri dari 12 kesalahan data penggunaan huruf, 9 kesalahan tanda baca, 8 kesalahan penulisan kata, dan kesalahan penulisan kata kunci tidak ditemukan. Hasil ini membuktikan bahwa artikel jurnal ilmiah bidang bahasa dan sastra Indonesia pun tidak lepas dari kesalahan ejaan. Oleh karena itu, penguasaan aturan ejaan dalam bahasa Indonesia tetap perlu ditingkatkan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free GENRE Vol. 2 No. 2 Tahun 2020 71 - 78 GENRE 71 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN GENRE Analisis kesalahan ejaan pada Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Christiana Risang Pratikasari a, 1*, Elma Nazlah Khairani b, 2, Syarafina Khanza Digananda c, 3 Chafit Ulya d, 4 a Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta b Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta c Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta d Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta 1 christianarisang2 elmaanazlah syarafinakhanzad03 chafit *korespondensi penulis Sejarah artikel Diterima Revisi Dipublikasikan April 2020 Juli 2020 Agustus 2020 Penelitian ini dilakukan untuk memaparkan kesalahan berbahasa dalam Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Penelitian ini menggunakan tiga artikel ilmiah sebagai sumber data yang dipublikasikan dalam Jurnal Imajeri. Kesalahan ejaan bahasa Indonesia merupakan data dalam penelitian yang terdiri atas kesalahan pada pemakaian huruf, tanda baca, penulisan kata, serta kesalahan pada penulisan kata serapan yang ditemukan pada artikel ilmiah. Artikel ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa teknik baca-catat setiap kesalahan yang ditemukan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan sebanyak 29 kesalahan ejaan yang terdiri atas kesalahan pemakaian huruf sebanyak 12 data, kesalahan tanda baca sebanyak 9 data, kesalahan penulisan kata sebanyak 8 data; dan kesalahan penulisan kata serapan tidak ditemukan. Hasil ini membuktikan bahwa artikel jurnal ilmiah bidang bahasa dan sastra Indonesia pun tidak luput dari terjadinya kesalahan ejaan. Dengan demikian, penguasaan kaidah ejaan bahasa Indonesia pada para penulis masih perlu ditingkatkan. Kata kunci Kesalahan berbahasa Ejaan bahasa Indonesia Artikel jurnal Key word Language error Indonesian spelling Journal articlesThis research was conducted to describe language errors in the Imageri Journal of Indonesian Language an Literature Education Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka University. This study uses three scientific articles as data sources published in the Imajeri Journal. Indonesian Spelling errors data in research consists of errors in the use of letters, punctuation, word writing, and errors in writing loanwords found in scientific articles. This article uses a descriptive qualitative method with data collection techniques in the form of a reading-note technique for any errors found. The results of the research that have been done, there were found as many as 29 spelling errors consisting of 12 data errors in the use of letters, 9 punctuation errors,8 word writing errors, and errors in writing loandwords were not found. These result prove that even scientific journal articles in the field of Indonesian language and literature are not free from spelling errors. Thus, writers still need to improve their mastery of spelling rules in Indonesian. Pendahuluan Menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa perlu dikuasai seseorang karena memiliki peran penting dalam kehidupan modern. Suparno dan M. Yunus dalam Saddhono dan Slamet, 2014 151 menjelaskan bahwa kegiatan menulis berarti penyampaian pesan menggunakan media bahasa tulis. Kegiatan menyampaikan pesan Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal 72 GENRE dalam bahasa tulis ini memerlukan pemahaman tentang kaidah kebahasaan yang berlaku. Apalagi dalam hal ini berkaitan dengan penulisan artikel jurnal. Jurnal merupakan salah satu media yang digunakan oleh sivitas akademika dalam menyampaikan hasil-hasil penelitian. Jurnal ilmiah adalah sebuah publikasi yang diterbitkan oleh suatu institusi akademik yang di dalamnya memuat artikel-artikel produk pemikiran ilmiah. Menurut Basuki dalam Sultan, 2013 33 isi, sistematika, dan bahasa adalah tiga hal yang mempengaruhi kualitas artikel ilmiah yang baik. Berdasarkan penjelasan di atas, penentuan kualitas baik atau buruk suatu artikel ilmiah dapat dilihat dari bahasanya. Kebutuhan publikasi ilmiah saat ini semakin besar. Oleh karena itu, tuntutan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah kebahasaan, juga semakin tinggi. Akan tetapi, fakta yang ditemukan sangat berbeda. Masih banyak dijumpai artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya penulisan yang kurang sejalan dengan kaidah berbahasa, dalam hal ini khususnya berkaitan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Salah satunya ditemukan pada artikel-artikel yang dimuat dalam Jurnal Imajeri. Berdasarkan peninjauan awal yang dilakukan, dijumpai berbagai penggunaan ejaan yang tidak sesuai dengan kaidah dan aturan penulisan. Apabila kesalahan ejaan pada artikel ilmiah seperti ini dibiarkan saja, upaya penulis menyampaikan hasil-hasil penelitian akan terhambat. Pembaca bisa saja memiliki pemahaman yang berbeda dari maksud penulis hanya karena kesalahan penulisan kata, tanda baca, dan sebagainya. Oleh karena itulah, kajian tentang analisis kesalahan berbahasa pada artikel ilmiah perlu dilakukan. Berlandaskan pada pemikiran inilah, penelitian dengan judul “Analisis Kesalahan Ejaan pada Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka” ini dilakukan. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memaparkan kesalahan berbahasa dalam artikel ilmiah pada jurnal Imajeri. Hasil penelitian ini dapat membantu serta menjadi bahan evaluasi bagi dosen dan mahasiswa agar dapat meminimalkan kesalahan ejaan pada proses-proses penulisan berikutnya. Suwandi 2010 165 menyebutkan bahwa kesalahan berbahasa adalah penyimpangan-penyimpangan aturan berbahasa, secara langsung maupun tidak langsung. Penyimpangan tersebut dikategorikan menjadi error kesalahan dan mistakekekeliruan. Corder dalam Sapanti, 2019 146 menjelaskan bahwa kesalahan terjadi secara berturut-turut sehingga sulit dilakukan perbaikan melalui proses belajar. Sementara itu, kekeliruan adalah kesalahan yang perbaikannya dapat dilakukan melalui proses belajar. Penerapan bahasa yang menyimpang dari tata bahasa dikatakan sebagai kesalahan berbahasa. Ramaniyar 2017 71 mengatakan bahwa kekeliruan dapat juga diartikan sebagai penggunaan bahasa yang tidak ada dalam aturan berbahasa, namun tidak dipandang sebagai pelanggaran dalam berbahasa. Kekeliruan yang ada dalam berbahasa dapat dipengaruhi oleh ingatan yang terbatas, emosi yang tertekan, lelah, dan sebagainya. Sementara itu, kesalahan berbahasa disebabkan oleh perbedaan satu orang dengan yang lain mengenai penguasaan kaidah-kaidah gramatikal. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memberikan fokus pada penggunaan ejaan bahasa Indonesia secara tulis yang menyimpang dari kaidah berbahasa. Analisis ejaan yang dicari berupa kesalahan dalam penggunaan huruf, tanda baca, menuliskan kata, dan menuliskan kata serapan yang terdapat dalam artikel ilmiah. Penelitian tentang kesalahan tataran ejaan sudah banyak dilakukan. Ariana 2012 mengkaji kesalahan EYD yang ditemukan pada karya ilmiah dosen Universitas Bisa Darma. Dalam penelitian tersebut, masih banyak ditemukan penyimpangan dalam penerapan ejaan, mencakup kesalahan penggunaan huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Ariyanti 2019 yang berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran Mercusuar”. Artikel tersebut lebih berfokus pada kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata. Penelitian yang lain dilakukan oleh Gunawan dan Retnawati 2017 tentang “Analisis Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang”. Sama halnya dengan hasil penelitian sebelumnya, penelitian ini juga menyoroti kesalahan pada penulisan huruf kapital, penulisan kata depan imbuhan di-, ke-, penulisan tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Selain ketiga hasil penelitian di atas, masih banyak ditemukan penelitian lainnya. Hal ini membuktikan kesalahan penulisan ejaan bahasa Indonesia masih menjadi persoalan yang dihadapi, khususnya dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, analisis kesalahan ejaan pada Jurnal Imajeri ini dipandang perlu dilakukan sebagai upaya memberikan pembelajaran mengenai kaidah penulisan ejaan yang berlaku. Melalui kajian ini, diharapkan akan semakin tumbuh kesadaran bersama Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal GENRE 73 untuk memahami dan menaati kaidah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku. Metode Penelitian analisis kesalahan ejaan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-naratif. Moleong 20106-11 mengemukakan jika penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan hasil analisis yang tidak menggunakan analisis statistik maupun kuantitatif dan data yang dihasilkan berupa kalimat, gambaran, dan tidak mengandung angka. Pengambilan data penelitian ini menerapkan metode baca-catat. Sumber data penelitian ini adalah artikel pada Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Adapun sampel penelitian yang digunakan adalah empat artikel berikut. 1 “Pemerolehan Bahasa Kajian Aspek Fonologi pada Anak Usia 2-3 Tahun” ditulis oleh Gita Wulandari Artikel 01, 2 “Sikap Berbahasa Komunitas Gay sebagai Informasi untuk Orang Tua dalam Menjaga Pergaulan Anak” ditulis oleh Nini Ibrahim Artikel 02, 3 “Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow pada Tokoh Utama dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara” ditulis oleh Nur Amalia Artikel 03, dan 4 “Interferensi Bahasa Betawi dalam Novel Tabula Rasa Karya Ratih Kumala Suatu Tinjauan Sosiolinguistik“ ditulis oleh Nur Amalia Artikel 04. Pemilihan empat artikel tersebut didasarkan pada kebutuhan kesalahan ejaan yang ditemukan. Langkah-langkah penentuan kesalahan dalam menganalisis data pada penelitian dapat dirincikan berikut ini. Pertama mengumpulkan data dengan cara membaca dan meneliti kata, tanda baca dan kalimat dalam daya yang sudah dipilih untuk mendapatkan data yang sesuai dari semua artikel yang ada dalam Jurnal Imajeri. Kedua mengidentifikasi penyebab setiap kesalahan berdasarkan identifikasi yang ada. Keempat mengidentifikasi kesalahan dan kelima mengevaluasi kesalahan. Hasil dan pembahasan Kesalahan berbahasa Indonesia yang ditemukan dalam artikel Jurnal Imajeri kebanyakan terletak pada kesalahan ejaan. Berdasarkan artikel-artikel dari tiga penulis yang kami analisis, kesalahaan ejaan tersebut dapat dikategorikan menjadi 1 kesalahan pada pemakaian huruf; 2 kesalahan pada pemakaian tanda baca; 3 kesalahan pada penulisan kata; dan 4 kesalahan pada penulisan kata serapan. 1. Kesalahan pada pemakaian huruf Kasus kesalahan pemakaian huruf yang ditemukan dari penelitian ini adalah penulisan huruf miring dan huruf kapital yang kurang tepat. Kata pertama suatu kalimat seharusnya ditulis dengan huruf kapital, namun dalam artikel-artikel yang dianalisis ditemukan penulisan kata pertama dengan huruf kecil. Selain itu, penulisan kata bahasa asing maupun bahasa daerah yang tidak ditulis menggunakan huruf miring. a. Kesalahan huruf kapital Berikut ini beberapa kesalahan penulisan huruf kapital yang ditemukan pada artikel 01. 1 “MADA adalah seorang anak laki-laki yang aktif dan cerdas.” Wulandari, 2020 131. Pada data 01 di atas, terdapat kesalahan penulisan nama sebagaimana ditunjukkan melalui kata yang bercetak tebal. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 5, penulisan nama orang diawali dengan huruf kapital. Namun, pada data 01 di atas, nama “MADA” ditulis dengan huruf kapital. Seharusnya, penulisan kata “MADA” yang tepat adalah “Mada”. 2 “sama seperti fonem [l], konsonan [h] pun demikian, …” Wulandari, 2020 135 Pada data di atas, terdapat kesalahan huruf kapital pada awal kalimat sebagaimana ditunjukkan melalui kata yang tercetak tebal. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 5, penulisan di awal kalimat menggunakan huruf kapital. Namun, pada data di atas, kata “sama” tidak ditulis mengunakan huruf kapital. Seharusnya, penulisan kata “sama” yang tepat adalah “Sama”. Kesalahan penulisan huruf kapital yang ditemukan pada artikel 02. 1 “Sikap Berbahasa Komunitas Gay Sebagai Informasi untuk Orang Tua Dalam Menjaga Pergaulan Anak” Ibrahim, 2020 109. Ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dalam data di atas. Pada sebuah judul artikel sebagaimana yang ditunjukan melalui kata yang bercetak tebal di atas. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 11, penulisan setiap kata di dalam judul artikel kecuali kata tugas ditulis dengan huruf kapital. Namun, pada data 02 di atas, kata tugas “Sebagai” dan “Dalam” ditulis mengunakan huruf kapital. Penulisan yang tepat adalah “sebagai” dan “dalam”. 2 “Inovasi ini, diciptakan begitu saja oleh pengguna bahasa gay oleh kaum atau komunitas gay,…” Ibrahim, 2020 114. Pada data di atas, terdapat kesalahan penulisan nama bahasa sebagaimana ditunjukan melalui kata yang bercetak tebal di atas. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016, 8, penulisan nama bahasa ditulis mengunakan huruf kapital. Namun, pada data 02 di atas, nama bahasa “bahasa gay” ditulis dengan Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal 74 GENRE tidak mengunakan huruf kapital. Seharusnya, penulisan kata “bahasa gay” yang tepat adalah “bahasa Gay”. Kesalahan penulisan huruf kapital yang ditemukan pada artikel 03. 1 “Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow Pada Tokoh Utama Dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara” Amalia dan Yulianingsih, 2020 149. Dari data 03, terdapat kesalahan huruf kapital pada judul. Menurut aturan yang berlaku pada PUEBI 201611, judul buku atau karangan atau artikel atau makalah, setiap kata kecuali kata tugas ditulis dengan huruf kapital. Namun pada data 03, kata tugas “Pada” dan “Dalam” ditulis dengan huruf kapital, yang tepat ialah “pada” dan “dalam”. 2 Kesalahan huruf kapital artikel 03 lainnya yaitu “Sebuah’ pada kalimat “Pada dasarnya Sebuah novel ……” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150. Berdasarkan PUEBI 20165 huruf awal kalimat penulisannya memakai huruf kapital. Sehingga kalimat di atas seharusnya “Pada dasarnya sebuah novel ……”. b. Kesalahan huruf miring Berikut ini ditemukan beberapa kesalahan penulisan huruf miring pada artikel 03. 1 Pada data 03, terdapat kesalahan penulisan huruf miring. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 201614, penulisan kata/ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing dengan huruf miring. Namun pada kalimat “……. latar setting, sudut pandang point of view, …….” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150, kata asing belum ditulis dengan huruf miring. Seharusnya “……. latar setting, sudut pandang point of view, ……”. 2 Kesalahan serupa juga ditemukan dalam artikel 03 pada bagian metode. Penulisan kata asing yang masih belum tercetak miring pada kalimat “....... reduction, display, ……..”. Seharusnya ditulis “....... reduction, display, ……..”. c. Kesalahan huruf tebal Kesalahan pemakaian huruf tebal yang ditemukan pada artikel 04. 1 Pada data 04, terdapat kesalahan penulisan huruf tebal. Menurut aturan yang berlaku dalam PUEBI 201614, penulisan huruf yang ditebalkan sebagai penegasan dari tulisan yang telah tercetak miring. Namun kata-kata dalam bahasa daerah pada hasil pembahasan belum ditulis dengan format huruf miring tetapi sudah ditulis dengan huruf tebal. Sebagai contoh “……… dinyalain…”, seharusnya “……..dinyalain……...”. 2. Kesalahan pada pemakaian tanda baca Penggunaan tanda baca dalam artikel yang ditulis oleh tiga penulis ini masih terdapat kekeliruan. Kesalahan paling sering ditemukan pada penerapan tanda titik . dan tanda koma ,. Tanda titik sebagai penanda berakhirnya suatu kalimat. Tanda koma sebagai pemisah antara anak kalimat dan induk kalimat. Berikut penjabaran dari kesalahan yang ditemukan a. Kesalahan tanda baca koma Berikut ini ditemukan beberapa kesalahan pemakaian tanda baca koma , pada artikel 01. 1 “Huruf vokal yang pertama MADA kuasai adalah [a], dan [u].” Wulandari, 2020 135. Pada data 01, terdapat kesalahan penulisan tanda baca koma. Menurut PUEBI 2016 39, tanda baca koma digunakan dalam kalimat pemerincian yang jumlahnya lebih dari 2. Namun, pada data 01 di atas, penulisan “… [a], dan [u].” yang hanya 2 unsur diberi tanda koma, Seharusnya, “…[a] dan [u]. Kesalahan pemakaian tanda baca koma , yang ditemuakan pada artikel 02. 1 “Baumeister, R. F. 2004. Gender and erotic plasticity Sociocultural influences on the sex drive. Sexual and relationship therapy. Vol. 19 No. 2. Hal. 133-139.” Ibrahim, 2020 118. Pada data 02 di atas, terdapat kesalahan pemakaian tanda baca sebagaimana yang ditunjukan melalui kata bercetak tebal. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 42-43, pengunaan tanda baca koma , digunakan dalam catatan kaki atau catatan akhir. Namun, pada data 02 di atas pengguanan tanda baca koma , tidak digunakan dalam catatan kaki atau catatan akhir “ Vol. 19 No. 2. Hal. 133-139.”, seharausnya, penulisan “Vol. 19 No. 2. Hal. 133-139.” Yang tepat adalah “Vol. 12 No. 2, hlm. 133-138.”. Beberapa kesalahan pemakaian tanda baca koma , yang ditemukan dalam artikel 03. 1 Kesalahan serupa juga ditemukan pada artikel 03 “… Dahlan memiliki sifat jujur, pantang menyerah, menghargai orang lain dan menyukai tantangan.” Amalia dan Yulianingsih, 2020 149. Tidak ditemui tanda koma sebelum kata dan’ dalam kalimat bercetak tebal di atas. Namun, pada data 03 di atas “menghargai orang lain dan menyukai tantangan.” Yang tepat adalah “menghargai orang lain, dan menyukai tantangan.”. 2 “Misalnya di kata [sekolah] menjadi [kowah], [pesawat] menjadi [cawat].” Wulandari, 2020 136. Pada data 01, terdapat kesalahan penulisan tanda koma. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 41, tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, yang letaknya di awal kalimat. Seharusnya, penulisan kata “Misalnya di kata …” yang tepat adalah “Misalnya, di kata” Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal GENRE 75 b. Kesalahan tanda titik koma Berikut ini beberapa kesalahan pemakaian tanda baca titik koma ; pada artikel 02. 1 “…faktor dalam menentukan sikap seksual seseorang Baumeister, 2004; Pistella dkk., 2018 Ibrahim, 2020 116. 2 Pada data 02 di atas, terdapat kesalahan pemakaian tanda baca titik koma ; pada kata yang bercetak tebal. Menurut aturan yang berlaku dalam PUEBI 2016 44-45, tidak menyebutkan pengunaan tanda baca titik koma ; untuk penganti kata “dan”. Namaun, dalam data artikel 02 di atas, ditulis Baumeister, 2004; Pistella dkk., 2018. Seharusnya, penulisan yang tepat Baumeister, 2004 dan Pistella dkk., 2018. 3 “1 Ketidakpuasan terhadap kehidupan seks 2 Berhubungan seks diluar nikah…” Ibrahim, 2020 116. Pada data 02 di atas, terdapat kesalahan tidak memakaian tanda baca titik koma ; di akhir kalimat perincian. Menurut aturan dalam PUEBI 2016 45, tanda baca titik koma ; dipakai pada akhir perincian berupa klausa. Namun, pada data 02 di atas tidak mengunakan tanda baca apapun. Seharusnya, penulisan yang tepat yaitu mengunakan tanda baca ; pada akhir kalimat perincian. c. Kesalahan tanda titik Berikut ini beberapa kesalahan pemakaian tanda baca titik . yang ditemukan pada artikel 02. 1 “1 Penutur gay akan menggunakan bahasa gay saat bertemu dengan sesame gay. 2 Penutur gay akan menggunakan…” Ibrahim, 2020, hlm. 115. Pada data di atas, terdapat kesalahan pemakaian tanda baca titik . pada kalimat pemerincian. Menurt aturan yang berlaku dalam PUEBI 2016 40, pemakaian tanda baca koma dipakai dalam suatu pemerincian atau pembilang. Namun, dalam data 02 di atas, pemerincian mengunakan tanda baca titik .. Seharusnya, yang tepat mengunakan tanda baca koma ,. 2 “Jangan sampai orang tua lengah dan kemudian menyesal di kemudian hari” Ibrahim, 2020 116. Pada data di atas, terdapat suatu kalimat yang di akhir paragraf tidak memakai tanda titik. Menurut aturan yang berlaku dalam PUEBI 2016 36, tanda baca titik dipakai dalam akhir kalimat pernyataan. Namun, dalam data 02 di atas, pada akhir kalimat pernyataan tidak mengunakan tanda baca titik. Seharusnya, yang tepat mengunakan tanda baca titik di akhir kalimat pernyataan. Kesalahan pemaikaian tanda titik yang ditemukan pada artikel 03. 1 “… Jarvis 2012, yaitu 1 The physiological needs kebutuhan fisiologis 2 The safety needs kebutuhan rasa aman 3 The belongingness and love needs kebutuhan cinta dan rasa memiliki-dimiliki 4 The esteem needs kebutuhan harga diri dan diakhiri dengan B-needs atau being needs, yang berarti keinginan untuk memenuhi potensi diri 5 The need for selfactualization kebutuhan aktualisasi diri.” Amalia dan Yulianingsih, 2020 151. Pada data 03 ditemukan kesalahan tanda baca, di mana dalam data tersebut tidak diberi tanda baca pada perincian. Menurut PUEBI 201645, tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa. Berdasarkan aturan tersebut, maka tanda titik yang terdapat pada bagian metode seharusnya diganti dengan tanda titik koma ;. Sehingga penulisan tanda baca yang benar yaitu “yaitu 1 The physiological needs kebutuhan fisiologis; 2 The safety needs kebutuhan rasa aman; 3 The belongingness and love needs kebutuhan cinta dan rasa memiliki-dimiliki; 4 The esteem needs kebutuhan harga diri dan diakhiri dengan B-needs atau being needs, yang berarti keinginan untuk memenuhi potensi diri; dan 5 The need for selfactualization kebutuhan aktualisasi diri. Kesalahan pemaikaian tanda titik yang ditemukan pada artikel 04. 1 “Unsur ini dapat ditemukan setelah pembaca memahami unsur intrinsik yang terdapat dalam sebuah novel. karena unsur ini saling berkelindan.” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150. Pada data 04, ditemukan kesalahan penulisan tanda titik pada kata bercetak tebal di atas. Menurut aturan yang berlaku dalam PUEBI 201626 tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Namun, dalam data 04 di atas, pemakaian tanda baca titik salah digunakan dalam sebuah kalimat yang masih terdapat pernyataan lain dan kalimat tersebut belum berakhir. Sehingga, penulisan yang benar adalah “…sebuah novel karena unsur ini saling berkelindan.” 3. Kesalahan pada penulisan kata Berdasarkan analisi yang dilakukan, kami menemukan beberapa kesalahan penulisan kata, antara lain adanya salah ketik dan penulisan kata baku. Masih terdapat kata-kata yang dituliskan dalam bahasa tidak baku dalam artikel-artikel ini. Kesalahan-kesalahan tersebut telah kami rangkum menjadi a. Kesalahan penulisan gabungan kata Berikut ini beberapa kesalahan penulisan gabungan kata yang ditemukan pada artikel 01. Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal 76 GENRE 1 “Dengan begitu, kosa kata yang diperoleh anak akan semakin kaya.” Wulandari, 2020 130. Pada data 01 di atas, terdapat kesalahan penulisan gabungan kata yang ditunjukkan melalui kata yang bercetak tebal di atas. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 19, Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Namun, pada data 01 di atas, kata “kosa kata” yang bukan kata majemuk ditulis terpisah. Seharusnya, penulisan kata “kosa kata” yang tepat adalah “kosakata”. Hal ini juga sesuai panduan dalam KBBI, bahwa penulisan “kosakata” digabung. Kesalahan penulisan pemengalan kata yang ditemukan pada artikel 02. 1 “…, orangtua datap mengecek kegitan anaknya…” Ibrahim, 2020 109. Pada data 02 di atas, terdapat kesalahan pemengalan kata sebagaimana ditunjukkan pada kata bercetak tebal. Menurut aturan yang ada dalam PUEBI 2016 24, pemengalan kata anatara dua kata yang tidak bisa digabung. Namuan pada data 02 di atas, penulisan “orangtua” ditulis dengan digabung. Seharausnya penulisan “orangtua” yang tepat adalah “orang tua”. b. Kesalahan penulisan kata baku Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 02. 1 “…, khususnya anak yang sudah menanjak dewasa,…” Ibrahim, 2020 115. Pada data 02 di atas, ditemukan keslaahan penulisan kata yang berdampak kata menjadi tidak baku. Menurut KBBI kata “menanjak” berarti mendaki atau memanjak bilah di gabungkan dengan kata dewasa akan menjadi tidak baku. Seharusnya, penulisan kata “menanjak dewasa” yang tepat adalah “beranjak dewasa”. Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 03. 1 “… dalam ilmu psikologi gejala kejiwaan seseorang bersifat rill, …” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150. Pada data 03, ditemukan kesalahan penulisan kata menjadi tidak baku. Menurut KBBI penulisan kata “rill” yang baku adalah “riil” berarti nyata. Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 04. 1 “…. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.” Amalia, Sukardi, dan Ellies, 2018 29. Pada data 04 di atas, ditemukan kesalahan penulisan kata yang berdampak kata menjadi tidak baku. Menurut KBBI kata “prilaku” merupakan bentuk tidak baku dari “perilaku”. Seharusnya, penulisan kata yang tepat adalah “perilaku”. 2 “Agar lebih mudah, peneliti menggelompokannya ke dalam tabel penelitian Aslinda dan Leni.” Amalia, Sukardi, dan Ellies, 2020 29. Pada data 04, ditemukan kesalahan kata yang berdampak menjadi tidak baku. Menurut KBBI penulisan kata “menggelompokannya” yang benar adalah “mengelompokkanya”. c. Kesalahan penulisan kata hubung Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 03. 1 “…, berupa cerminan kepribadian dan dapat dilihat dengan kasat mata saat seseorang berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150. Pada data 03, ditemukan kesalahan pada penggunaan kata hubung. Kata “dan” dalam kalimat “… kepribadian dan dapat dilihat …” seharusnya digantikan dengan kata “yang”, karena kata “yang” merupakan konjungsi penanda bahwa kalimat berikutnya merupakan penjelasan dari kalimat sebelumnya. d. Kesalahan penulisan partikel Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 01. 1 “…, misalnya dengan tangisan karena merasa haus, lapar, atau pun mengantuk.” Wulandari, 2020 129. Pada data 01 di atas, terdapat kesalahan penulisan partikel “pun”. Menurut PUEBI 201625, partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. “atau pun” lebih tepat digabung karena kata tersebut termasuk ke dalam kata hubung, sesuai dengan yang ada dalam KBBI. 4. Kesalahan pada kata serapan Kata serapan yang ada pada bahasa Indonesia diperoleh dari bahasa asing dan bahasa daerah. Berdasarkan PUEBI 201658 kata serapan pada bahasa Indonesia digolongkan menjadi dua yang didasarkan pada integrasinya. Pertama, kata yang belum sepenuhnya terserap, namun sudah dipakai pada konteks bahasa Indonesia. Kedua, kata yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, tidak ditemukan kesalahan penulisan kata serapan pada artikel-artikel yang dianalisis. Pada artikel 04, misalnya, ditemukan penggunaan bahasa bahasa Betawi sebagai bahasa serapan pada artikel tersebut dilakukan secara adopsi. Artinya, bahasa tersebut diserap secara menyeluruh, baik dalam penulisan maupun pelafalannya. Salah satu contoh adopsi bahasa Betawi yaitu, “Koit semua”. Kata koit’ yang Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal GENRE 77 berarti meninggal dunia ditulis tanpa mengubah tulisan asli dalam bahasa Betawi. Dari hasil penelitian yang sudah dideskripsikan di atas, dapat dirumuskan bahwa kesalahan ejaan pada Jurnal Imajeri diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu 1 kesalahan pemakaian huruf sebanyak 9 kesalahan, terdiri atas 6 kesalahan pada huruf kapital, 2 kesalahan pada huruf miring, dan 1 kesalahan pada huruf tebal; 2 kesalahan pada pemakaian tanda baca ditemukan 10 kesalahan, terdiri atas 4 kesalahan pada tanda koma, 2 kesalahan pada tanda titik koma, dan 4 kesalahan pada tanda titik; 3 kesalahan pada penulisan kata sebanyak 8 kesalahan, terdiri atas 2 kesalahan pada penulisan gabungan kata, 4 kesalahan pada penulisan kata baku, 1 kesalahan pada penulisan kata hubung, dan 1 kesalahan pada penulisan partikel. Sementara itu, kesalahan penulisan kata serapan tidak ditemukan pada artikel yang diteliti. Berikut ini sebaran data kesalahan ejaan pada Jurnal Imajeri. Gambar 1. Persebaran Kesalahan Berbahasa dalam Bidang Ejaan Berdasarkan gambar 1 di atas, dapat diketahui bahwa persebaran kesalahan berbahasa dalam bidang ejaan yang ada dalam Jurnal Imajeri presentase terbanyak terdapat pada kesalahan pemakaian huruf kapital 21% 6 kesalahan. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada Jurnal Imajeri, masih ditemukan banyak kesalahan pada tataran penggunaan ejaan. Para penulis masih menggunakan kaidah ejaan, yang meliputi penulisan huruf, kata, tanda baca, dan unsur serapan secara tidak tepat. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan kaidah berbahasa pada sebagian penulis masih perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu, para penulis Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka agar lebih memperhatikan penulisan ejaan pada karya ilmiah yang ditulis. Daftar Pustaka Amalia, N. dan S. Yulianigsih. 2020. Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow pada Tokoh Utama dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 22, 149-156. Amalia, N., Sukardi dan T. Ellies. 2018. Interferensi Bahasa Betawi dalam Novel Tabula Rasa Karya Ratih Kumala Suatu Tinjauan Sosiolinguistik. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 11, 25-33. Ariana, S. 2012. Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Karya Ilmiah Dosen Universitas Bina Darma. Jurnal Ilmiah Bina Edukasi, 52, 53-62. Ariyanti, R. 2019. Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran Mercusuar. Jurnal Bahasa dan Sastra, 44, 12-28. Gunawan, H. I. dan S. Retnawati. 2017. Analisis Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang. EDUKA Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis, 22, 1-7. Ibrahim, N. 2020. Sikap Berbahasa Komunitas Gay sebagai Informasi untuk Orang Tua dalam Menjaga Pergaulan Anak. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 22, 109-118. Kemdikbud, badan bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesi. In Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Vol. 4. Kundaru, S dan Slamet, St. Y. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori dan Aplikasi. Yogyakarta Graha Ilmu. Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta PT. Remaja Rosdakarya. Ramaniyar, E. 2017. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Penelitian Mini Mahasiswa. Jurnal Edukasi Online, 151, 70-80. Sapanti, I. R. 2019. Analisis Kesalahan Struktur Frasa Pada Karangan Berbahasa Indonesia 0%5%10%15%20%25%Persebaran Kesalahan Berbahasa dalam Bidang Ejaan Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal 78 GENRE Karya Pembelajar Tiongkok. Indonesian Language Education and Literature, 42, 144-157. Sultan. 2013. Penggunaan Kalimat dalam Artikel Ilmiah Hasil Penelitian. Jurnal penelitian Pendidikan Insani Online, 141, 33-38. Suwandi, S. 2010. Serbalinguistik Mengupas Perlbagai Praktik Berbahasa. Surakarta LPP UNS dan UNS Press. Wulandari, G. R. 2020. Pemerolehan Bahasa Kajian Aspek Fonologi pada Anak Usia 2-3 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 22, 129-136. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Rosi WulandariPenelitian ini menjelaskan pada pemerolehan bahasa anak usia 2 tahun – 2 tahun 3 bulan dari segi fonologi. Di pembahasan fonologi yang terdiri dari pemerolehan vokal dan pemerolehan konsonan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif memakai pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini adalah seorang anak laki-laki yang berinisial MADA saat berusia 2 – 2 tahun 3 bulan. Data yang didapat disimpan melalui rekaman. Selain melalui proses rekaman, data juga dicatat. Dalam artikel ini dapat ditemukan bahwa pemerolehan fonem [a], [i], [u], [e], [ә], dan [o] MADA sudah dikuasai. Fonem yang pertama MADA kuasai ialah [a], dan [u], sedangkan untuk diftong asli belum dapat dilafalkan. Selain itu, konsonan [p], [m], [b], [y], [s], [n], [k], [d], [c], [t], [ɲ], [w], [j], [g], [ŋ], dan [h] sudah mulai dikuasai meskipun masih mengalami kesulitan dalam pengucapan. Fonem yang belum sempurna dikuasai MADA adalah [r].Nini IbrahimPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap berbahasa yang digunakan oleh komunitas gay kaum homoseksual sebagai informasi untuk orang tua dalam menjaga pergaulan anak dan remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, yaitu metode yang melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan faktafakta yang tampak. Hasil yang ditunjukkan penelitian ini adalah berdasarkan perkembangannya, bahasa komunitas gay yang sebenarnya diadaptasi dari bahasa gaul kreasi Debby Sahertian 1999 yang sudah mengalami beberapa inovasi dalam kosakata. Ada beberapa ketentuan dalam sikap berbahasa yang diutarakan oleh responden tentang struktur bahasa seperti pada kata makarena, makasar, cucok, rempong, ember, dll. yang digunakan oleh komunitas gay dalam berbahasa. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran angket, dapat diketahui bahwa sebagian besar kaum gay tidak berani menunjukkan penggunaan bahasanya di depan masyarakat umum, kecuali saat mereka sedang bersama dengan sesama komunitasnya. Di Indonesia sendiri, gay dianggap sebagai sebuah perkembangan yang negatif. Oleh karena itu, dalam menjaga agar tidak terjerumus dalam komunitas ini, maka orang tua menjadi sosok penting dalam menjaga pergaulan anak dan remaja. Jika perilaku gay dapat diidentifikasi melalui penggunaan bahasanya, orangtua dapat mengecek kegiatan anaknya dalam berkomunikasi, apakah memiliki keanehan atau masih pada taraf bahasa yang normal dan biasa digunakan oleh masyarakat umum. Sultan SultanThe Use of Sentences in Scientific Research Articles. This study aimed to describe the level of readability, construction, and the effectiveness of sentences in research articles. The research data come from six research articles Makassar State University in 2011. Data collected through technical documentation with read-quoted. The results showed that 1 the level of readability sentence in a scientific article written lecturers lower category, 2 construction of the phrase commonly used active form; 3 the ineffectiveness of the sentence, include incoherence, confusion, incomplete elements, error passive, disunity ideas, and ketidakparalelan. Abstrak Penggunaan Kalimat dalam Artikel Ilmiah Hasil Penelitian. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat keterbacaan, konstruksi, dan keefektifan kalimat dalam artikel hasil penelitian. Data penelitian bersumber dari enam artikel hasil penelitian dosen Universitas Negeri Makassar tahun 2011. Pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi dengan teknik baca-kutip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 tingkat keterbacaan kalimat dalam artikel ilmiah yang ditulis dosen berkategori rendah; 2 konstruksi kalimat yang digunakan umumnya berbentuk aktif; 3 bentuk ketidakefektifan kalimat, meliputi ketidaklogisan, kerancuan, ketidaklengkapan unsur, kesalahan pasif, ketidaksatuan gagasan, dan ketidakparalelan. Kata kunci artikel ilmiah, kalimat efektif, tingkat keterbacaan Artikel ilmiah hasil penelitian merupakan produk akademis yang dihasilkan melalui proses penelitian. Dibandingkan dengan laporan peneli-tian, artikel hasil penelitian memuat isi penelitian yang lebih padat. Artikel penelitian memuat ba-gian-bagian utama yang terdapat dalam laporan penelitian sehingga dari tampilan fisiknya, artikel penelitian lebih singkat. Artikel ilmiah hasil penelitian disiapkan o-leh peneliti untuk publikasi hasil penelitian. Agar tersosialisasi secara luas, pemublikasian artikel umumnya dilaku-kan pada jurnal ilmiah/terbitan berkala ilmiah. Dengan terpublikasikannya arti-kel pada jurnal ilmiah, temuan dan inonasi ilmu pengetahuan yang dihasilkan peneliti dapat diba-ca dan dimanfaatkan secara luas. Hasil penelitian yang terpublikasi dapat dimanfaatkan oleh akade-misi, pengambil kebijakan, dan dunia industri. Artikel hasil penelitian yang ditujukan un-tuk publikasi ilmiah seyogyanya merupakan arti-kel ilmiah yang berkualitas. Tuntutan kualitas itu dibutuhkan dengan dua alasan utama, yakni 1 ar-tikel hasil penelitian merupakan produk akade-mik yang akan disebarkan secara luas dan men-jadi rujukan umum dan 2 pengelola jurnal/ ber-kala ilmiah menetapkan kualitas tinggi untuk me-mublikasikan suatu artikel, bahkan secara umum pengelola jurnal/berkala ilmiah melakukan selek-si untuk menentukan artikel yang dipublikasikan. Dengan demikian, hanya artikel yang berkualifi-kasi baik yang dipublikasikan melalui berkala il-miah. Basuki 200680 mengemukakan bahwa kualitas artikel ilmiah ditentukan oleh tiga hal, yakni isi, sistematika, dan bahasa. Isi berkaitan dengan gagasan yang dihasilkan oleh penulis. Sistematika berkaitan dengan penataan gagasan dan pemenuhan struktur penulisan karya ilmiah. Bahasa berkaitan pengungkapan dan komunikasi penulis kepada khayak pembaca. Artikel ilmiah sebagai sarana komunikasi keilmuan membutuhkan pengungkapan gagasanIntan Rawit SapantiThis research aims to describe the syntactic errors in essays written by Chinese Mandarin speaking learners in Darmasiswa RI programs and explain the cause of those errors. The research is conducted based on the qualitative-descriptive method in the form of case study research. Data were taken by collection student’s essays and observation. The data population was 80 essays and the data sample was 118 sentences contain syntactic errors which are divided into two levels, phrase and clause level. The results of this research found that syntactic errors made by Chinese Mandarin students are errors in phrase formation. At phrase level, errors are found in the form of omission of the noun and verbal phrases, misordering in noun, verbal and complement phrase. Errors caused by intralingual errors came from the mastery of the target language of Bahasa Indonesia by the Chinese learner and also the interference from the mother language that is Chinese Mandarin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan sintaksis dalam esai yang ditulis oleh peserta didik berbahasa Mandarin di program Darmasiswa RI dan menjelaskan penyebab kesalahan tersebut. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode kualitatif-deskriptif dalam bentuk penelitian studi kasus. Data diambil dengan mengumpulkan esai dan observasi siswa. Populasi data adalah 80 esai dan sampel data berupa 118 kalimat mengandung kesalahan sintaksis yang dibagi menjadi dua level, yaitu frasa dan klausa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan sintaksis yang dilakukan oleh mahasiswa Mandarin adalah kesalahan dalam pembentukan kalimat. Pada tingkat frasa, kesalahan ditemukan dalam bentuk kelalaian nomina dan verbal, kesalahpahaman dalam nomina, frasa verbal, serta pelengkap. Kesalahan yang disebabkan oleh faktor intralingual berasal dari penguasaan bahasa target bahasa Indonesia oleh pelajar Cina dan gangguan dari bahasa ibu yaitu Mandarin Psikologis Humanistik Abraham Maslow pada Tokoh Utama dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra IndonesiaN S AmaliaYulianigsihAmalia, N. dan S. Yulianigsih. 2020. Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow pada Tokoh Utama dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 22, Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Karya Ilmiah Dosen Universitas Bina DarmaS ArianaAriana, S. 2012. Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Karya Ilmiah Dosen Universitas Bina Darma. Jurnal Ilmiah Bina Edukasi, 52, Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran MercusuarR AriyantiAriyanti, R. 2019. Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran Mercusuar. Jurnal Bahasa dan Sastra, 44, Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang. EDUKA Jurnal PendidikanH I S GunawanRetnawatiGunawan, H. I. dan S. Retnawati. 2017. Analisis Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang. EDUKA Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis, 22, Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori dan AplikasiKundaruSlametY StKundaru, S dan Slamet, St. Y. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori dan Aplikasi. Yogyakarta Graha Ilmu.

judulpenelitian yaitu "Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Koran Harian Ujung Pandang Ekspres". Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulisingin meneliti masalah penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Selanjutnya penelitian kedua yang diteliti oleh Akbar

Pada Hakikatnya kita sebagai mahasiswa tentunya akan dihadapkan dengan segala macam bentuk tugas perkualihan yang menuntut kita berfikir kreatif dan kritis, salah satu nya adalah karya ilmiah. Karya Ilmiah dan Mahasiswa tidak bisa dilepaskan mengingat mahasiswa merupakan manusia akademik, berbeda dengan karangan cerpen atau puisi yang dulu pernah kita buat semenjak di bangku Sekolah Dasar, di sini karya ilmiah juga merupakan karangan yang mengandung ilmu pengetahuan dan kebenaran ilmiah yang menyajikan fakta dan disusun secara sistematis menurut metode penulisan dengan menggunakan bahasa ragam ilmiah. Secara ringkas dapat diartikan bahwa pada dasarnya karya ilmiah merupakan laporan ilmiah. Laporan yang dimaksud dapat berupa laporan kegiatan ilmiah, kegiatan kajian, dan kegiatan penelitian, baik penelitian lapangan, laboratorium, maupun kepustakaan. Karya ilmiah sebagai laporan kegiatan ilmiah memiliki berbagai jenis, yaitu makalah, artikel, laporan buku/bab, karya tulis ilmiah, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Unnes. 2010 Selain itu, pada Pedoman Karya Ilmiah Unnes tahun 2010 menjelaskan menganai jenis karya ilmiah berdasarkan tujuanya dapat diklasifikasikasi menjadi dua. Pertama, karya ilmiah yang bertujuan untuk memenuhi tugas-tugas perkuliahan. Bentuk karya ilmiah ini yaitu makalah, laporan buku/bab, dan karya tulis ilmiah. Sebagai bagian dari tugas perkuliahan, karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari sistem Satuan Kridit Semester SKS yang merupakan komponen tugas terstruktur yang harus dipenuhi oleh mahasiswa di luar perkuliahan. Kedua, karya ilmiah yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa. Bentuk karya ilmiah ini yaitu tugas akhir TA untuk jenjang Diploma, skripsi untuk jenjang Strata 1 S-1, tesis untuk jenjang Strata 2 S-2, dan disertasi untuk jenjang Strata 3 S-3. Tugas akhir wajib disusun oleh mahasiswa program ahli madya,. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahaisswa dalam penelitian yang berhubungan denghan masalah yang sesuai dengan bidang studinya untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelas Sarjana. Kemudian, tesis wajib disusun oleh mahasiswa program Magister S-2 dan disertasi wajib disusun oleh mahasiswa program Doktor S-3 dalam rangka menyelesaikan studinya. Melihat begitu pentingnya karya ilmiah bagi para mahasiswa, maka pada ebook ini akan memaparkan bagaimana penulisan karya ilmiah, terutama esai dan artikel ilmiah, kemudi akan menjelaskan pula mengenai penulisan kutipan dan referensi dan tanda baca agar menjadi suatu pedoman bagi para mahasiswa dalam membuat suatu karya ilmiah.
Kesalahanpenggunaan tanda baca masih sering sekali dijumpai dalam penulisan berita atau artikel di koran. Tanda baca yang biasanya salah digunakan ialah tanda baca titik, koma, serta tanda hubung. Kesalahan penggunaan tanda baca ini bisa berakibat fatal terhadap perubahan makna seperti contoh yang tertera dalam tabel berikut.
Salah membaca harakat Alquran bisa berdampak pada makna lafal . Membaca Alquran ilustrasi JAKARTA— Berbicara tentang harakat atau tanda baca tidak jauh berbeda dengan huruf. Hindarilah kesalahan dalam melafalkan harakat. Mengapa demikian? Dikutip dari buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi'i karya Abu Ya'la Kurnaedi dijelaskan bahwa kesalahan membaca harakat bisa berakibat fatal, yaitu mengubah makna dari kata dalam ayat yang dibaca tersebut. Berikut ini sebagai contoh penjelasannya 1 Lafal يَفْتَرُونَ yaftarun pada surat Ali Imran ayat 24 Membaca lafal ini dengan menmbaca fathah a huruf ta, akan bermakna mengada-ada atau berdusta, tetapi jika dibaca dengan men-dhammahkan huruf ta, sehingga menjadi yafturun, maka maknanya adalah bosan atau menjadi lemah. 2 Lafal الْمُنذَرِينَ al-mundzarin pada surat Asy-Syu'ara ayat 173 Fathah pada huruf dzal berarti orang-orang yang diberi peringatan, sedangkan meng-kasrahkannya i, sehingga dibaca al-mundzirin, berarti memberi peringatan. 3 Lafal العالمين pada surat Al-Fatihah ayat 2 Fathah pada huruf lam bermakna alam semesta, sementara dengan mengkasrahkannya bermakna orang-orang yang pintar. Adapun harakat ada dua macam yaitu harakat ashliyyah dan harakat far'iyyah. Harakat ashliyyah dinamakan juga harakat asli atau utama yang terdiri dari fathah, dhammah, dan kasrah. Sementara harakat far'iyaah dinamakan juga harakat cabang yang terdiri dari mumalah dan musyammah diisymamkan.
Mengetahuibagaimana bentuk kesalahan yang terdapat pada koran Sinar Pagi Baru edisi 16 November 2016. Mengetahui pembetulan yang seharusnya dilakukan oleh koran Sinar Pagi Baru. Metode Penelitian. penempatan kata setelah tanda baca yang salah, dan abreviasi yang salah juga ambiguitas yang masih harus di perhatikan agar tidak menimbulkan

KesalahanTanda Baca Dan Huruf Miring Kesalahan berbahasa dalam bidang ejaan meliputi kesalahan penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda koma, penggunaan tanda hubung, penggunaan tanda titik (Manaf, 2013). Data 1: Tribunnews Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita "Fakta Baru Anak Bunuh Ayah di Tegal, Kubur Jasad di

.
  • kjz6yiywpu.pages.dev/3
  • kjz6yiywpu.pages.dev/916
  • kjz6yiywpu.pages.dev/760
  • kjz6yiywpu.pages.dev/765
  • kjz6yiywpu.pages.dev/938
  • kjz6yiywpu.pages.dev/997
  • kjz6yiywpu.pages.dev/664
  • kjz6yiywpu.pages.dev/262
  • kjz6yiywpu.pages.dev/345
  • kjz6yiywpu.pages.dev/491
  • kjz6yiywpu.pages.dev/777
  • kjz6yiywpu.pages.dev/914
  • kjz6yiywpu.pages.dev/251
  • kjz6yiywpu.pages.dev/515
  • kjz6yiywpu.pages.dev/366
  • kesalahan tanda baca pada koran